SRAGEN, KRJOGJA.com - Ratusan pengusaha penggilan padi di Kabupaten Sragen diketahui 'mati suri'. Sengitnya persaingan antar pengusaha dan harga beras yang tidak menentu menjadi salah satu penyebab berkurangnya pelaku usaha salah satu makanan pokok ini.
Ketua DPC Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sragen, Suwondo kepada wartawan Selasa (8/8/2017) mengatakan, anggota Perpadi di Sragen awalnya terdaftar sebanyak 600 pengusaha. Namun seiring ketatnya persaingan usaha penggilingan beras, yang beroperasi saat ini tinggal separonya.
Menurut Suwondo, pihaknya akan mendata kembali anggota Perpadi yang saat ini masih operasional. "Nanti kalau sudah didata ulang, akan diketahui berapa yang masih operasional dan mana yang tidak. Atau pengusaha penggilingan baru yang belum terdata, nanti akan kami data juga," ujarnya.
Suwondo mengatakan, munculnya kasus pengoplosan beras beberapa waktu lalu membuat Perbadi bangkit kembali untuk mengantisipasi agar masalah serupa tidak menimpa anggota Perpadi Sragen. "Perpadi ini wadah mempersatukan pengusaha beras di Sragen untuk meningkatkan perekonomian. Agar kasus pengoplosan beras tidak terjadi, seluruh anggota Perpadi harus bersatu bergandengan tangan," jelasnya.
Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berharap Perpadi Sragen bisa menjadi wadah yang melindungi seluruh pengusaha beras. Terutama pengusaha kecil agar tetap bisa bertahan dan saling menjaga keharmonisan antar sesama pengusaha beras.
Yuni juga meminta para pengusaha beras mentaati mekanisme atau aturan yang berlaku dalam memasarkan beras sehingga tidak mengelabuhi konsumen. "Kami berharap pengusaha di Sragen tidak menipu konsumen. Misalnya kandungan beras yang tertulis tidak sesuai dengan isinya. Itu namanya menipu konsumen," tandasnya.(Sam)