PLTSa Jadi Kunci Kota Solo Raih Adipura

Photo Author
- Kamis, 3 Agustus 2017 | 15:55 WIB

SOLO, KRJOGJA.com - Meski baru memasuki tahap persiapan pembangunan konstruksi, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, menjadi kunci Kota Solo tahun ini meraih penghargaan Adipura, selain pula aspek peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Selama belasan tahun, Kota Solo puasa dari penghargaan kota terbersih, salah satu diantaranya akibat pengelolaan sampah di TPA Putri Cempo yang menyisakan berbagai masalah karena kehabisan lahan.

Menjawab wartawan di Balaikota, Kamis (3/8/2017), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Hasta Gunawan, mengungkapkan, PLTSa saat ini memang belum beroperasi. Namun progres pengelolaan sampah TPA Putri Cempo yang nantinya diolah menjadi energi listrik mulai berproses. "Artinya, program ini bukan sebatas pada rencana-rencana, tetapi secara riil telah direalisasikan, kendati masih dalam tahap sangat awal," ujarnya sembari menyebut, sebab PLTSa Putri Cempo memang diproyeksikan baru beroperasi pada awal tahun 2019 mendatang.

Tahun 2016 lalu, tambah Hasta, Kota Solo kali pertama meraih Adipura setelah sekitar 15 tahun gagal menyabet penghargaan bidang kebersihan yang dimotori Kementerian Lingkungan Hidup tersebut. Kunci keberhasilan Solo meraih Adipura tahun lalu, menurutnya, dipengaruhi penerapan sistem baru pengelolaan sampah dari model Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjadi sistem mobile, sehingga tak ada lagi sampah menginap di kawasan perkotaan.

Tahun ini, selain aspek peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, nilai tertinggi diraih dari proyek PLTSa Putri Cempo yang dirintis sejak sekitar lima tahun silam. Dia memproyeksikan, tahun 2017 depan, Solo dapat meraih Adipura Kencana untuk kategori kota besar, sebab pembangunan PLTSa Putri Cempo dijadwalkan telah rampung, bahkan kemungkinan memasuki tahap ujicoba. Tinggal menggenjot aspek partisipasi masyarakat, ujar Hasta, terutama pada wilayah-wilayah rawan terjadi perusakan lingkungan.

Karenanya, Hasta berniat melibatkan perusahaan swasta melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam program penguatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dengan mengkombinasikan aspek ekonomi. "Jadi, CSR tak saja untuk membangun taman, shelter Pedagang Kaki Lima (PKL) dan lain-lain, tetapi juga untuk penguatan masyarakat dalam bentuk pelatihan aneka keterampilan yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup," jelasnya.(Hut)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X