SOLO, KRJOGJA.com - Organisasi kemasyarakat (ormas) yang radikal dan bertentangan dengan ideologi Pancasila merupakan musuh bangsa. Jika ormas tersebut tetap ada maka akan berhadapan dengan TNI, ulama dan santri. Hal itu ditegaskan tegas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ketika bersilaturahmi di pengajian minggu Majelis Tafsir Al Qur'an (MTA) di gedung MTA Jalan Ronggowarsito, Timuran, Solo, Minggu (30/07/2017).
“Kalangan ulama, umaro (pemerintah) dan rakyat Indonesia harus bersatu hadapi musuh-musuh yang menghendaki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pecah," tegasnya.
Dipaparkan oleh Jendral Gatot negara-negara yang kini konflik adalah negara penghasil minyak dan berebut sumber daya alam tersebut. Dari situlah kemudian muncul kelompok ISIS yang jaringannya hingga ke beberapa negara dunia.
ISIS terus berupaya mempengaruhi berbagai kalangan termasuk ulama dan santri di tanah air. “Namun Isis kecewa karena ulama dan santri Indonesia justru yang membentuk cikal bakal Indonesia ini," jelasnya.
Sementara Ketua MTA Ustadz Drs Sukina mengatakan pihaknya bersama ulama lainnya mendukung Pancasila sebagai dasar negara serta kuatnya NKRI untuk menghadapi infiltrasi kekuatan asing. "Jangan mau antar komponen bangsa diadu domba oleh kekuatan asing yang tidak menginginkan NKRI kuat dan negara Indonesia menjadi besar," kata Ustadz Sukina. (Hwa)