SRAGEN (KRjogja.com) - Pembebasan lahan main road
atau jalan utama tol Solo-Kertosono (Soker) yang melintas di Kabupaten Sragen telah mencapai 99,7%. Lahan yang dibebaskan di 20 desa tersebar di enam kecamatan sebanyak 2.381 bidang dengan luasan 2.051.392 meter persegi atau sekitar 200 hektare.
Panjang ruas tol Soker di Sragen adalah 29,9 kilometer (km). Lintasan ini lebih panjang bila dibandingkan dengan Kabupaten Boyolali 14,1 km, Kabupaten Karanganyar 14,51 km dan Kota Solo yang hanya 400 meter saja.
Sekretaris Tim Pengadaan Lahan Kabupaten Sragen, Wahyu Dwi Hari Prasetyo Jumat (14/7) mengatakan, luasan lahan yang dibebaskan untuk proyek tol Soker di Sragen memang mencapai 200 hektare. "Sisa lahan 0,3% yang belum dibebaskan adalah tanah kas desa (TKD) milik Desa Purwosuman, belum mendapatkan tanah pengganti," ujarnya.
Pada Lebaran lalu, jelas Wahyu, jalan utama tol Soker telah difungsionalkan sebagai jalur alternatif arus mudik dan arus balik Lebaran dari Klodran dan Ngasem hingga Widodaren, Ngawi. "Saat ini masih dilakukan pembebasan untuk lahan tambahan yang ada di 17 desa di enam kecamatan," jelas Wahyu yang juga Kasubsi Pendataan Tanah Pemerintah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sragen.
Pembebasan lahan tambahan itu untuk pekerjaan perubahan desain jalan layang atau upperpass
di kawasan simpang susun (SS) atau interchange
Sragen, di Pungkruk, Kecamatan Sidoharjo. Untuk SS Sragen penambahan yang dilakukan adalah pelebaran akses keluar masuk. Ada 780 bidang yang harus dibebaskan untuk lahan tambahan ini.Â
Sedangkan lokasi lahan tambahan yang dibebaskan meliputi Desa Karangmalang, Masaran, Jati, Pringanom dan Krikilan di Kecamatan Masaran; Kecamatan Sidoharjo di Desa Purwosuman, Jetak, Sidoharjo, Singopadu dan Pandak. Sedangkan di Kecamatan Sragen hanya di Desa Tangkil, Kecamatan Ngrampal di Desa Bandung dan Kebonromo; serta Kecamatan Gondang di Desa Bumiaji; Kecamatan Sambungmacan di Desa Toyogo, Banyurip dan Gringging.Â
Hingga saat ini, lanjut Wahyu, pekerjaan fisik jalan tol yang terpanjang dan salah satu yang termahal di Indonesia itu terus dilakukan. Ruas jalan tol penghubung Jawa Tengah dan Jawa Timur ini juga dijadikan sebagai jalur alternatif bagi motor dan mobil yang melintas mulai pagi hingga sore hari, bahkan masih ada yang melintas saat malam hari. (Sam)