Bertahan 14 Tahun, Beksan Nemlikuran Andalkan Patungan

Photo Author
- Kamis, 25 Mei 2017 | 15:45 WIB

SOLO (KRjogja.com) - Mengandalkan receh hasil patungan, Komunitas Langen Beksan Nemlikuran (KLNB), mampu bertahan hingga 14 tahun menggelar pentas tari tradisi satu bulan sekali setiap tanggal 26 malam. Kontinuitas pementasan yang dimotori alumni Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Solo ini, tak lebih dilandasi spirit kondisi seni tari tradisi yang kian kehilangan ruang ekspresi serta kelangkaan empu tari yang satu per satu telah berpulang.

Koordinator  KLNB, Daryono, kepada wartawan di Wedangan Delia, Rabu (24/5), mengungkapkan, sepanjang 14 tahun pementasan tari tradisi yang dilangsungkan di Pendapa SMKI (sekarang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 - red), hanya satu kali lowong, karena bersamaan dengan minggu tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pun penari yang tampil berasal dari berbagai daerah, diantaranya Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, selain Solo sebagai tuan rumah.

Satu hal yang mengharukan, jelas Daryono, mereka datang ke Solo atas biaya mandiri masing-masing, sebab pihaknya memang tak memberikan dana stimulan satu rupiah sekalipun. Alih-alih memberikan stimulan, dana hasil patungan dari anggota KLNB hanya cukup untuk biaya konsumsi saat pementasan, itupun dengan menu ala kadarnya. "Ya, kalau hasil patungan yang terkumpul agak lumayan, ada sedikit amis-amis

, tapi kalau mepet, sekadar sego kucing

," ujarnya sembari terkekeh.

Memasuki usia 14 tahun pada bulan Mei ini, tambah sesepuh KLNB, Wahyu Santoso Prabowo, tantangan yang dihadapi kian besar, terkait kehidupan seni tari tradisi dan konsep penciptaan karya. Dua dasa warsa lalu, ruang ekspresi tari tradisi masih cukup mirunggan

, tetapi sekarang kian terbatas. Bahkan event-event festival yang semula memberi ruang dominan bagi tari tradisi, belakangan cenderung mengedepankan karya kontemporer.

Menandai 14 tahun perjalanan KLBN, akan dipentaskan 7 karya tari, di Pendapa SMKI, Jumat (26/5) malam. Karya tersebut, masing-masing Gambyong Retno Kusuma, Umbul Donga, Bedaya Ela-ela, Gatutkaca Gandrung, Kiprah Cakil, Marsan Jatim, Gelo Ganjret, dan tari 1879. (Hut)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X