SOLO, KRJOGJA.com - Dua kubu yang bertikai di Kraton Surakarta dipertemukan kembali oleh Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo di Sasono Mulyo, Kraton Kasunanan Surakarta, Selasa (18/04/2017) petang. Paska kraton Surakarta disterilisasi oleh aparat keamanan, penari Bedhaya Ketawang yang selama ini diasuh GRAy Koes Moertiyah tidak bisa latihan di dalam kraton. Mereka menyatakan tidak siap kalau harus menarikan tarian sakral Bedhaya Ketawang dalam prosesi Jumenengan, Sabtu (22/04/2017) mendatang.
Yang dipertemukan oleh Walikota Solo dan Sekretaris Daerah Solo, Budi Yulistianto yakni KGPA Tedjowulan mewakili Tim Lima dan KGPH Poeger mewakili Lembaga Dewan Adat (LDA). Sementara itu kondisi kraton Surakarta tetap dijaga ketat, pintu masuk ke kraton baik kori Kamandungan maupun akses masuk dari arah Utara dan pintu masuk arah Selatan kori Saleko Magangan dijaga ketat ratusan pasukan Brimob dan Shabara. Bahkan di pintu Magangan disiagakan kendaraan taktis Baracudda.
Seperti diketahui Tim Lima dan LDA tengah berseteru terkait pelaksanaan jumenengan 22 April 2017 mendatang. Staf Eksternal Tim Lima, KGH Suryo Wicaksono alias Gusti Nenok mengakui pihaknya tengah mempersiapkan penari Bhedaya Ketawang.
Pasalnya, sebelumnya penari-penari Bhedaya Ketawang dari pihak Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo telah memulai latihan dua kali dan dihentikan pada Sabtu (15/04/2017) menyusul dilakukannya sterilisasi kraton Surakarta oleh aparat keamanan. Gusti Nenok mengatakan, Selasa (18/04/2017) malam para penari Bhedaya Ketawang dan akan memulai latihan di Pendopo.
"Penari Bedhaya Ketawang yang menceriterakan pertemuan penguasa tanah Jawa Panembahan Senapati dengan Ratu Pantai Selatan dicari yang memenuhi syarat seperti yang tidak dalam masa menstruasi, dan lainnya," ujarnya. (Hwa)