WONOGIRI,KRJOGJA.com - Beberapa kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Wonogiri mengungkapkan, pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Senin (10/4/2017) besok, dihantui menanggung hutang banyak. Soalnya, dengan keputusan tahun ini digelar UNBK sehingga banyak sekolah yang harus mencari pinjaman uang ke pihak ketiga lantaran dana BOS belum cair.
"Tidak sedikit teman-teman kepala sekolah (SMA) terpaksa harus pontang-panting kelabakan mencari uang sebrakan menjelang UNBK ini karena bantuan (BOS) sudah satu cawu (catur wulan) terakhir tidak kunjung turun," ujar Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMA Kabupaten Wonogiri, Drs Pujo Irianto Langgeng MPd kepada KRJOGJA.com, Minggu (9/4/2017).
Menurut Pujo yang juga Kepala SMA Negeri 1 Wuryantoro ini, menghadapi UNBK banyak anggaran yang dibutuhkan kalangan sekolah termasuk untuk pembelian komputer. Sementara uang BOS SMA sebesar Rp 1,4 juta/anak/tahun yang ditunggu-tunggu macet sekitar empat bulan.
"Untuk pengadaan komputer UNBK sekolah ada yang pinjam ke koperasi, siswa bahkan ada pula yang meminjam ke sekolah lain (SMK) yang sudah mengikuti ujian," kata Pujo sembari menambahkan SMAN 1 Wuryantoro harus menyediakan komputer baru untuk 253 peserta didiknya yang baru tahun ini diwajibkan mengikuti UNBK.
Menurut Ketua MKKS SMA Kabupaten Wonogiri, dari total 22 SMA yang ada 16 SMA mengikuti UNBK. Angka tersebut naik drastis karena tahun 2015/2016 lalu baru ada tiga SMA peserta UNBK. Ada tiga SMA (SMA Kanius Harapan Tirtomoyo, SMA Muhammadiyah 1 Manyaran dan SMA Pancasila 2 Baturetno) menggelar UNKP atau menggunakan kertas.
"Sedangkan dua sekolah lainnya belum mengikuti UN karena memang belum ada siswa Kelas lll (Xll) nya," terangnya.(Dsh)