SOLO,KRJOGJA.com - Sejumlah bangsawan atau kerabat Kraton Kasunanan Surakarta merasa tertekan paska mendapat surat pengusiran dari Kraton Surakarta dari Satgas Panca Narendra bentukan Raja Kraton Surakarta Pakoe Boewono XIII Hangabehi.
Hal itu terungkap saat digelarnya acara doa bersama di sebuah bangsal di Kraton Kasunanan Surakarta, Kamis (23/3/2017) malam.
“Usai dikirimi surat pengusiran itu banyak bangsawan anggota Dewan Adat yang stres sehingga cara mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menggelar doa bersama merupakan cara pemecahan masalah yang tepat,†ujar salah seorang kerabat kraton Surakarta yang enggan disebut namanya.
Sementara Direktur Eksekutif LBH Kraton Surakarta KP Dr Edi Wirobumi menanggapi geger konflik kraton Surakarta mengatakan pihaknya bakal menempuh jalur hukum. “Kami menempuh jalur hukum tidak melawan secara fisik,†ujarnya kepada wartawan di sela-sela doa bersama.
Sementara Wakapolresta Solo AKBP Andy Rifai mengatakan pihak kepolisian dan TNI berupaya mengamankan situasi di kraton Surakarta agar tetap kondusif. “Sebaiknya para kerabat kraton termasuk putra raja PB XII bisa duduk bersama mengurai permasalahan yang ada dan mempersiapkan prosesi jumenengan raja yang sah yakni PB XIII Hangabehi,†ujar Wakapolresta Solo sembari menambahkan pihak kepolisian menggelar pengamanan secara terbuka dan tertutup agar situasi kraton tetap kondusif.
Sementara Kamis (23/3/2017) siang Kraton Kasunanan Surakarta dijaga ketat saat berlangsungnya rapat pengosongan dan pengambil alihan secara fisik tanah dan bangunan di kraton Surakarta. Rapat dinyatakan tertutup bagi wartawan, selesai rapat ketua Tim Lima atau Satgas Panca Narendra GPH Benowo mengecoh, keluar dari pintu samping kraton menghindari wartawan yang menunggunya di depan pintu Sasono Putra Kraton Surakarta.
Seperti diketahui undangan rapat bertajuk pengosongan dan pengambil alihan secara fisik tanah dan bangunan di kraton Surakarta intinya meminta 17 pengageng kraton yang tergabung dalam lembaga Dewan Adat yang selama ini berseberangan dengan raja Kraton Surakarta ISKS Pakoe Boewono XIII Hangabehi agar mengosongkan kraton Surakarta.
Nama-nama yang harus angkat kaki dari Kraton Surakarta diantaranya Pengageng Sasana Wilapa G.R.Ay. Koes Murtiyah alias G.K.R. Wandansari serta suaminya Dr KP Edy Wirabumi yang menjabat Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kraton Surakarta. Selain itu putri tertua PB XIII G.K.R. Timur Rumbai Kusumadewayani serta pelaksana tugas (Plt) Raja PB XIII KGPH Poeger juga diusir dari kraton Surakarta.