SOLO KRJOGJA.com - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , Sri Hartoyo mengatakan kota di Indonesia masih banyak yang belum memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
"Sekarang baru 13 kota besar yang dilengkapi IPAL," katanya saat peresmian IPAL Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (09/03/2017).
Menurutnya, cakupan air limbah secara nasional sekitar 63 persen. Ada yang menggunakan sistem IPAL dan ada yg septic-tank. Idealnya akses aman terhadap sanitasi 100 persen. Ditargetkan pada 2019 bisa 100 persen.
"Tapi ini berat dan harus terus diupayakan," jelasnya.
Upaya diantaranya dilakukan menbina rumah tangga untuk membikin septic tank yang memenuhi syarat yakni tidak bocor. Karena jika bocor bisa mempengaruhi kualitas air tanah. Air limbah yang disebutl black water itu sangat berbahaya jika dikonsumsi. Karena mengandung bakteri coly yang tinggi sekali.
Terhadap kota yang belum memiliki IPAL, Dirjen Sri Hartoyo, terus berupaya melakukan sosialisasi agar bisa membangun. Diakui biaya untuk membangun IPAL memang mahal, untuk IPAL UNS ini saja menelan dana sekitar Rp 9 milyar. (Qom)