SRAGEN (KRjogja.com) - Warga Dukuh Kiping, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, mengeluhkan jaringan listrik yang sering 'ngadat. Aliran listrik 'byarpet' itu diduga karena voltase listrik yang tidak normal akibat minimnya tiang pemancar listrik di desa setempat.
"Banyak warga di Desa Banaran 'sambat' karena listriknya mendrip-mendrip
. Ternyata di sana sambungannya sangat panjang, satu tiang bisa untuk 20 rumah. Akhirnya yang tengah sampai ujung voltasenya jadi mengecil, bahkan kadang tidak nyala," ujar Wakil Ketua DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto, saat mendatangi kantor PLN Sragen, Rabu (8/3).
Keluhan warga Desa Banaran itu disampaikan Bambang secara langsung kepada Manajer PLN Sragen, Indradi Pratama. Disampaikan, ada sekitar 60 kepala keluarga (KK) dari RT 45 dan 46 Dukuh Kiping, Desa Banaran yang tidak bisa menikmati aliran listrik secara normal. Bahkan ada beberapa warga yang mengalami lampunya tidak bisa nyala.
Menurut Bambang, keluhan warga ini sudah terjadi bertahun-tahun dan sampai sekarang belum ada perbaikan pelayanan. "Apalagi kalau pas bulan Puasa, warga 'dhisik-dhisikan' menyalakan listrik. Imbasnya warga yang rumahnya paling jauh tidak kebagian listrik," jelasnya.
Bambang meminta PLN untuk memperluas sambungan dan menambah jumlah tiang listrik agar pasokan daya bisa normal. Apalagi aliran listrik itu juga akan dipakai untuk menghidupkan Pamsimas sebagai sumber air di desa setempat.
Menanggapi keluhan tersebut, Manajer Rayon PLN Sragen, Indradi Pratama mengaku telah mengecek ke lapangan di Dukuh Kiping, Banaran. Menurutnya, perluasan daya akan dilakukan bersamaan dengan penataan jaringan. Penambahan tiang itu nantinya juga untuk mendukung daya Pamsimas 4.400 VA yang ada di wilayah setempat. "Saya lihat kemarin ada beberapa titik yang memang butuh perluasan. Asal memenuhi syarat investasi, pasti kami layani," tuturnya. (Sam)
