SOLO (KRjogja.com) - Sebuah atraksi budaya yang digelar komunitas antaretnik di bilangan Kampung Sudiroprajan, Minggu (22/01/2017). Kegiatan sarat budaya bernama Grebeg Sudiro yang sengaja digelar dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2568. Spirit pembauran antaretnik merupakan titik pijak even tahunan ini sejak awal digelar 10 tahun silam.
Setelah sepuluh tahun berjalan, nuansa budaya dalam Grebeg Sudiro semakin kental terasa. Tak saja sebatas etnik Jawa dan Tiong Hoa saja, namun dalam Grebeg Sudiro ini juga menyuguhkan budaya dari beberapa daerah di tanah air seperti Minangkabau, Papua, Sunda dan lainnya.
“Sampai kapanpun spirit pembauran antaretnik itu tak akan tersingkirkan, sebaliknya justru akan semakin diperkuat. Inilah kekuatan dari perayaan Imlek di Solo dengan maskot event Grebeg Sudiro,†jelas Ketua Panitia Grebeg Sudiro, Wahyu Sugiarto disela kegiatan.
Keunikan perayaan Tahun Baru Imlek di Solo mulai dilirik kalangan dunia pariwisata. Beberapa paket wisata mulai dengan menawarkan paket khusus wisata Imlek dengan mengedepankan Grebeg Sudiro sebagai daya pikat.
"Baru tahun ini, perayaan Tahun Baru Imlek dijual dalam bentuk paket wisata dengan menggandeng berbagai kalangan, seperti perusahaan maskapai penerbangan, perhotelan, biro perjalanan wisata, dan sebagainya," ujar Ketua Indonesian Marketing Assosiation (IMA), Retno Wulandari.
Grebeg Sudiro yang digelar dibawah rintik hujan tersebut menarik perhatian ribuan warga Solo. Demikian halnya dengan peserta kirab, mereka tetap bersemangat meski harus basah kuyub. "Biasanya memang hujan, jadi harus siap payung dari rumah," ungkap seorang warga, Sulistyo. (Hut)
