SOLO (KRjogja.com) - Sebanyak empat ribu kue keranjang, akan sebarkan dari lantai atas Pasar Gedhe memuncaki acara tradisional Grebeg Sudoro, dalam rangkaian perayaan tahun baru Imlek. Selain itu, gunungan berbagai jenis makanan seperti bak pao, onde-onde, gembukan, roti kompyang, dan sebagainya juga diperebutkan, setelah dikirabkan mengelilingi Pasar Gedhe dan kampung Sudiroprajan.
Ketua Panitia Grebeg Sudiro, Wahyu Sugiarto, kepada wartawan Kantor Kelurahan Sudiroprajan, Selasa (17/1/2017), menjelaskan, jumlah kue keranjang yang disebarkan kepada masyarakat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelummya. Animo masyarkat yang ingin ngalap berkah, dari tahun ke tahun kian membludag, hingga panitia memutuskan untuk menambah jumlah kue keranjang yang disebarkan. Dijadwalkan, Grebeg Sudiro akan dilangsungkan pada Minggu (22/1/2017), didahului upacara umbul mantram pada Kamis (19/1/2017).
Sejak kali pertama diselanggarakan sepuluh tahun silam, jelasnya, kemasan Grebeg Sudiro didesain secara dinamis, termasuk penambahan event pendukung, dengan tetap mengedepankan spirit akulturasi Jawa dan China. Sejak awal, Grebeg Sudiro memang digelar bersama warga berlatar belakang etnis Jawa dan China yang dalam keseharian berbaur di kampung Sudiroprajan dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Karenanya, sajian grebeg, selalu mengetengahkan spirit akulturasi kedua budaya tersebut.
Tahun ini, master piece gunungan yang hendak dikirabkan dalam Grebeg Sudiro, didesain dalam bentuk replika Tugu Jam Pasar Gedhe serta pagoda dengan bahan baku kue keranjang. Dua gunungan yang diasosiasikan sebagai 'gunungan lanang' dan 'Wadon', didukng puluhan gunungan kecil berbahan baku aneka jenis kue produksi warga Sudiroprajan yang sehari-hari menjadi sumber mata pencaharian mereka. "Taruhlah ini sebagaui ucapan syukur kepada Tuhan atas nikmat yang dilimpahkan kepada warga kampung dalam menekuni usaha keseharian masing-masing," jelasnya.
Rangkaian acara tradisional Grebeg Sudiro, tahun ini juga disemarakkan lomba dayung dengan memanfaatkan aliran Kali Pepe yang mepintasi kampung ini, serta wisata perahu hias. Bertahun-tahun sungai yang membelah kota Solo ini tidak pernah dimanfaatkan, padahal, memiliki potensi luar biasa sevagai wahana wisata menarik. Karenanya, mulai tahun ini, pihaknya berupaya keras untuk memanfaatkan aliran Kali pepe, diantaranya untuk wisata air serta lomba dayung. (Hut)