SRAGEN (KRjogja.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen mendesak pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat untuk mendirikan Islamic Centre di kawasan wisata Gunung Kemukus. Hal ini sebagai upaya memberantas praktik maksiat di kompleks wisata ritual Makam Pengaran Samudera, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.
Ketua MUI Sragen, Minanul Aziz, Minggu (18/12/2016) mengatakan, salah satu tugas ulama MUI adalah melakukan pembinaan dan sosialisasi terhadap kaidah Islam kepada masyarakat. Termasuk keberadaan obyek wisata Gunung Kemukus yang belakangan kembali menjadi sorotan publik karena menjamurnya Pekerja Seks Komersil (PSK) dan karaoke liar juga menjadi sorotan MUI.
Menurut Minanul, komisi terkait di MUI harus segera melakukan kajian terhadap keberadaan Kemukus, termasuk kemungkinan merombak menjadi Islamic Centre atau pusat kajian Islam. "Kami berharap Kemukus bisa menjadi program dan segera dilakukan kajian. Bagaimana ke depannya, kalau diubah jadi Islamic Centre bagaimana. Seperti yang sudah pernah MUI sampaikan ke bupati beberapa waktu lalu," ujarnya.
MUI prihatin pemasalahan sosial di Gunung Kemukus tidak segera terselesaikan. Bahkan ada kesan praktik kemaksiatan di tempat tersebut semakin merebak. Ironisnya, aparat terkesan tutup mata dengan berbagai praktik kemaksiatan liar tersebut.
"Kami serahkan ke pemkab mau dijadikan apa, yang penting praktik kemaksiatan hilang," tandasnya.
Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan lahan milik Pemkab Sragen di kawasan Kemukus. Lahan milik pemkab yang disewa ataupun dikelola sebagai tempat hiburan akan diminta kembali.
"Setelah itu Pemkab Sragen mulai menata dari awal kawasan Kemukus itu benar-benar menjadi tempat wisata religi yang jauh dari kemaksiatan,†jelasnya. (Sam)