WONOGIRI (KRjogja.com) - Masih ada sekitar 1,8 juta KK (kepala keluarga) dari total 9,1 juta KK warga Jawa Tengah masih suka buang air besar (BAB) atau berak secara sembarangan lantaran belum memiliki kakus (jamban) keluarga. Selain karena faktor ekonomi yang miskin mereka yang belum memiliki jamban itu karena perilaku malas serta kurang kesedaran bahwa berak sembarangan bisa mengakibakan penyakit maupun pencemaran lingkungan.
"Penduduk Jateng ada sekitar 9,1 juta KK tapi masih 1,8 juta KK yang belum mempunyai jamban sehingga BAB sembarangan," ungkap Drs Subur Hadi Marhaento, Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng di kompleks Kantor Bupati Wonogiri, Selasa (14/12/2016).
Ditemui KRjogja.com disela-sela Rakor Percepatan BAB sembarangan di daerah Kabupaten Wonogiri, Subur menambahkan, diharapkan pada 2017 nanti warga Jateng sebanyak 9,1 juta KK itu harus sudah memiliki jamban keluarga sendiri sehingan tidak BAB di sembarang tempat.m “Dari 35 kabupaten/kota di Jateng baru Grobogan saja yang sudah dinyatakan bebas BAB, disusul daerah Wonogiri di ranking ll bebas BAB," tandas dia.
Sementara itu Kepala DKK Wonogiri melalui Kabid PM2PL DKK Supriyo Haryanto SKM MKes menjelaskan 98,78 persen penduduknya sudah memiliki jamban atau kakus sendiri. "Dari 344.236 KK penduduk Wonogiri hanya tinggal 2.238 KK saja yang BAB sembarangan atau belum memiliki jamban," terang dia.
Menurut Supriyo, masih adanya ribuan keluarga di kabupaten yang belum bebas BAB berakibat banyaknya kasus diare dan tipus di Wonogiri. "Warga yang belum bebas BAB umumnya masih menggunakan sungai, kebun (pekarangan) maupun hutan sebagai tempat buang air besar atau berak," tandas Kabid PM2PL DKK Wonogiri sembari menambahkan kebiasaan buruk bahkan jorok itu jelas mencemari lingkungan serta menjadi media penularan tipus dan disentri. (Dsh)