KARANGANYAR (KRjogja.com) - Tim Pemugaran Candi Sukuh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah memprediksi proyeknya selesai akhir November. Usai membongkar dan mengembalikannya seperti sedia kala, tim peneliti berhasil menguak misteri sekaligus menyelamatkan bangunan pra sejarah itu dari kerusakan.
“Pemasangan kembali lantai atas sudah selesai. Tinggal mencopot rancah, genting dan finishing dengan mengisi spesi antarbatu dengan tanah,†kata Suyadi, Koordinator Lapangan Proyek Pemugaran Candi Sukuh kepada wartawan, Minggu (9/10/2016).
Dalam proses finishing itu, problem rembesan air ke candi dapat diatasi. Adapun material penyusun inti candi periode pertama dan kedua yang sebelumnya berupa tanah, kini ditambah ijuk untuk memaksimalkan fungsi serapan air yang mengalir dari atas ke bawah bangunan candi. Penanangan lain juga dilakukan, seperti perkuatan konstruksi melalui sistem hidrolik mortar.
“Candi usia ratusan tahun ini butuh kekuatan untuk menahan goncangan. Supaya tidak rontok. Kami memasukkan campuran semen merah, pasir dan gamping bakar,†katanya.
Adanya tambahan material itu sesuai rekomendasi tim ahli yang menjamin tak mengubah fasade bangunan heritage itu. Tim juga merekomendasi pemasangan plat di bagian dasar untuk menopang tumpukan batu sisi selatan yang ambles.
Ditanya faktor cuaca tak bersahabat, ia mengaku hal itu tidak terlalu mengganggu proses pemugaran karena telah diantisipasi pemasangan rancah dan genting. Batu penyusun candi hasil bongkaran juga telah disimpan ke area aman dari hujan.
Penting diketahui, misteri Candi Sukuh yang berada di Desa Berjo, Ngargoyoso terkuak dalam proyek pemugaran yang berlangsung setahun terakhir. Bangunan purba mirip piramida Chichen Itza di Meksiko ini tenyata dibuat arsitek masa lampau secara sederhana. Tumpukan antarbatu tanpa kuncian membentuk bangunan itu yang berisi tanah keprasan bukit. Model semacam ini belum pernah ditemukan pada umumnya candi. (R-10)