Warga Selokaton Terdampak TPS Sampah Blokade Jalan Dusun

Photo Author
- Senin, 21 Agustus 2023 | 12:48 WIB
Warga menyegel jalan menuju TPS sampah Selokaton. (Foto : Abdul Alim)
Warga menyegel jalan menuju TPS sampah Selokaton. (Foto : Abdul Alim)

Krjogja.com - KARANGANYAR - Warga Dusun Pancuran Desa Selokaton Kecamatan Gondangrejo memblokade jembatan menuju tempat pembuangan sementara (TPS) sampah desa, Senin (21/08/2023). Ini bentuk protes tiada tindakan tegas pemerintah setempat yang dinilai abai mengelola sampah.

Selama hampir 10 tahun, sampah rumah tangga dari tujuh kebayanan usai diambil buruh angkut langsung ditimbun di TPS di area makam desa. Di malam hari, buruh angkut dan pemulung membakarnya. Akumulasi dampak lingkungan telah dirasakan kurang bagus. Misalnya penyakit kulit, pusing, sesak napas dan gangguan pencernaan akibat asap. Saat musim penghujan, aroma tak sedap begitu menyengat dan serbuan lalat hijau.

Fajar Joko Untoro, tokoh pemuda setempat mengeluhkan abainya pemerinta desa setempat. Berulangkali protes tidak ditanggapi. Warga mendesak TPS ditutup saja. Blokade yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB tadi pagi belum jelas sampai kapan berlangsung. Rute itu satu-satunya akses menuju TPS dan areal persawahan.

"Jalan diblokade sampai ada mediasi yang bisa dipertanggungjawabkan terkait masalah sampah! Blokade ini supaya angkutan sampah enggak lagi bisa lewat," kata Fajar yang diamini puluhan warga lainnya.

Baca Juga: Atma Jaya Beri Perhatian Mantan Pemain PSIM di Momen Dies Natalis

Warga mengaku tak ada arahan apapun dari pihak pemdes Selokaton meski protes dilayangkan. Pemdes hanya memasang MMT bertuliskan larangan buang sampah sembarangan yang ditancapkan di bantaran sungai.

Bahkan warga menduga pihak Pemdes berbisnis dengan pemulung. Sampah yang bernilai ekonomis dipulung sedangkan limbah lainnya dibakar. Kondisi saat ini, kabut asap menyelimuti perkampungan serta mengurangi jarak pandang.

Asap tipis hasil pembakaran sampah juga menyesakkan dada. Wahyu, warga yang tinggal paling dekat TPS mengaku anaknya berusia lima bulan dan enam tahun menderita penyakit kulit diduga terpapar asap sampah. Ia juga khawatir kondisi mertuanya memburuk. Saya tinggal dengan orangtua stroke dan anak kecil," kata dia yang tinggal di Rt 04/Rw IV Dusun Pancuran.

Dampak asap sampah, aroma busuk dan serbuan lalat dirasakan warga di beberapa RT di RW IX. Warga menduga pendirian TPS juga ilegal, sebab lahan tersebut masih area makam. Bayan Selokaton, Suwarto mengakui belum ada pengelolaan TPS. Semua sampah yang masuk akhirnya dibakar. Jika TPS ditutup tanpa lokasi pengganti, ia khawatir pemerintah desa bakal diamuk warga.

Baca Juga: Paguyuban PKL Apresiasi Bantuan Gerobak

"Sudah ada yang terlanjur bayar uang iuran sampah sampai setahun. Perbulan Rp6 ribu. Kita mempekerjakan 15 buruh pemilah sampah. Juga mengoperasikan tiga armada angkutan. Cara seperti ini melanjutkan program lurah sebelumnya. Tak ada untungnya sama sekali mengelola sampah di sini. Jadi jangan berprasangka," katanya.

Ia mengatakan pengiriman sampah ke TPA Sukosari Jumantono mustahil. Sebab biaya operasional mahal. "Kita harus menyediakan kontainer di TPS. Kita enggak mampu karena mahal, Rp350 ribu per angkut Petugas yang mengirim ke Sukosari juga enggak mau karena melihat kondisi TPS yang tumpah ruah dan berbukit," katanya. (Lim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X