Muhammadiyah Modifikasi Dakwah Sambut Era Digital 

Photo Author
- Minggu, 24 September 2023 | 13:21 WIB
Haedar Nasyir bersama para penggerak majelis tabligh PP Muhammadiyah. (Abdul Alim)
Haedar Nasyir bersama para penggerak majelis tabligh PP Muhammadiyah. (Abdul Alim)
 
 
Krjogja.com, KARANGANYAR - Perubahan sosial akibat globalisasi dan perkembangan iptek menjadi pertimbangan Muhammadiyah dalam memodifikasi metode dan konten dakwah. Tujuannya agar pandangan keislaman tetap menguatkan nilai religi dan kemajuan di masa sekarang. 
 
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si kepada wartawan usai membuka rapat kerja nasional (Rakernas) majelis tabligh bertajuk 'kolaborasi dakwah digital dan masifikasi mubaligh muda dalam merekat jamaah dan memakmurkan masjid' yang berlangsung di Hotel Lorin Syariah Solo, Jumat (22/9/2023).
 
Dalam agenda lima tahunan ini diundang 150 perwakilan pimpinan wilayah majelis tabligh se-Indonesia, 22-24 September 2023. 
 
 
Menurutnya, majelis tabligh Muhammadiyah bertugas menyebarluaskan pandangan keislaman dari tingkat pusat sampai ke bawah. Majelis ini tetap dipertahankan sejak awal KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. 
 
"Untuk menyampaikan pesan-pesan Keislaman, mendamaikan, menyatukan dan mengokohkan nilai-nilai keagamaan dan kemajuan. Kita ingin menguatkan itu namun zaman terus berkembang. Terjadi perubahan sosial luar biasa karena globalisasi dan iptek. Bahkan orientasi keagamaan sudah sedemikian beragam, relasi sosial di medsos, adab hingga ujaran kebencian," katanya. 
 
Di tengah situasi itu, Muhammadiyah ingin tetap menyemaikan benih Keislaman seperti tutur kata baik, menumbuhkan semangat kebersamaan, meredam konflik serta mencerahkan dan mencerdaskan. 
 
 
"Jemaah adalah pilar kemajuan persatua lm Indonesia. Mereka yang berkembang, tentu metodr dan konten dakwah juga menyesuaikan. Terutama di era digital, sistemnya kita pakai agar memudahkan komunikasi, interaksi di mewujudkan manusia berperadaban tinggi," katanya. 
 
Melalui perubahan metode dakwah, Muhammadiyah akan hadir dengan substansi tabligh di era digital. Meskipun hidup di era digital, namun tidak menggerus era relasi sosial.
 
Jangan sampai sistem dan peralatan yang canggih dengan kemajuan zaman, membuat manusia mengalami dehumanisasi atau hilangnyaa nilai kemanusian. Untuk itu, Haedar menilai pentingnya dakwah agar menjadi manusia dengan peradaban yang tinggi.
 
 
Sementara itu Ketua Panitia Rakernas Majelis Tabligh Muhammadiyah, Prof Taufik Kasturi mengatakan para pakar keilmuan menyampaikan materinya selama tiga hari. Di hari terakhir, Minggu (24/9) bakal ditutup di Auditorium UMS. 
 
"Ini untuk program 5 tahunan. Program rakernas majelis tabligh masa kerja 2022-2027. Di sini akan menghasilkan program kerja lima tahunan," katanya. (*)
 
 
 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X