Krjogja.com - WONOGIRI - Pasokan air baku PDAM Giri Tirta Sari Wonogiri dari sungai Bengawan Solo turun drastis menyusul musim kemarau tahun ini. Agar intake PDAM tetap berfungsi belasan staf perusahaan air minum milik Pemkab Wonogiri itu dikerahkan membuat bendungan darurat di alur Bengawan Solo di Kampung Sanggrahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri Kota.
"Kalau tidak begini (membendung sungai Bengawan Solo) kami jelas tidak bisa melayani kebutuhan pelanggan lagi," ungkap Dirut PDAM Giri Tirta Sari Wonogiri Drs Sumarjo MM kepada wartawan disela-sela menunggui proses pembuatan bendungan darurat di sungai Bengawan Solo, Selasa (17/10/2023).
Baca Juga: Tak Ada di Lineup PSIM, Rakic Ternyata Alami Hal Ini
Menurut dia, dampak kekeringan debit air baku PDAM Wonogiri dari sungai Bengawan Solo kini tinggal sekitar 5 M3 perdetik. Padahal, kata Sumarjo, pada situasi normal debit sungai terpanjang di Pulau Jawa itu bisa 20-27 M3 perdetik.
"Dari pasokan air baku tersebut produksi air minum kami yang biasa 70 liter perdetik, saat ini hanya tinggal 50 persen atau 45 liter perdetik," jelasnya.
Dirut PDAM Wonogiri menuturkan mulai Selasa (17/10/2023) pihaknya melakukan distribusi air minum secara bergantian untuk kalangan pelanggan Perkotaan (Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Selogiri) sekitar 20 ribu konsumen.
Baca Juga: PSIM Menang Lawan Nusantara United, Kas Hartadi Ucap Terimakasih Kepada Pemain
"Dibanding daerah lain kita masih bersyukur PDAM tetap bisa beroperasi, kawan-kawan Dirut (PDAM) daerah lain tidak sedikit yang mengaku saat ini off karena memang tidak ada air," tutur Sumarjo.
Orang nomor satu di PDAM Wonogiri ini mengimbau setiap rumah tangga pelanggan memiliki bak tampungan air minum. Langkah ini sebagai antisipasi tidak terjadi kekurangan air minum di rumah kendati sedang tidak saatnya mendapat giliran.
"Masalahnya, banyak konsumen kami yang hanya menemani rumah sewa atau kontrak, sehingga kecil kemungkinan mereka mau membeli bak tampungan air sendiri," katanya. (Dsh)