KRjogja.com, SOLO - Pendidikan Vokasi Kementerian Perindustrian yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia semakin dibutuhkan. Untuk memenuhi kebutuhan industri, tahun ini ditarget bisa menambah 27 kelas dengan daya tampung 900 mahasiswa/siswa.
Sementara ini lulusannya baru mampu memenuhi 39.000 atau sekitar 6 persen dari keburuhan.
"Karena itu kami ditugasi pak Menteri untuk menambah kelas. Dengan harapan animo masyarakat yang ingin masuk di Politeknik/SMK industri terus meningkat, dan kami bisa menambah SDM yang dibutuhkan industri," jelas Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) dalam acara Industrial Vocational Fair Regional Jawa Tengah-DIY di AK-Tekstil Solo, Kamis (16/5).
Kementerian Perindustrian melalui BPSDMI melaksanakan pendidikan vokasi industri untuk
mencetak calon tenaga kerja yang kompeten dan siap kerja.
Disebutkan di Indonesia ada 29 satker pendidikan terdiri ada 13 Politeknik dan 9 SMK. Selain itu ada 7 Balai Diklat Industri. "Semua mencetak SDM industri yang kompeten. Harus kami akui belum bisa memenuhi kebutuhan."
Di Jawa Tengah terdapat Akademi Komunitas Tekstil Solo dan Politeknik Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal. Sementara di DIY memiliki SMK-SMTI Yogyakarta dan Politeknik ATK Yogyakarta. Kemarin semua mengukuti Vocational Fair Regional.
SMK-SMTI Yogyakarta yang menampilkan karya robot dan pengolahan limbah mendapat perhatian Masrokhan dan Wakil Walikota Solo Teguh Prakosa. Pengolahan air sungai ini untuk kebutuhan air industri.
Berdasarkan data Kemenperin, kebutuhan SDM industri saat ini mencapai 682.000 orang per tahun sehingga penyerapan lulusan dari satuan pendidikan dan pelatihan vokasi perlu disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Guna mencapai target itu, BPSDMI menggelar kegiatan Industrial Vocational Fair 2024.
IVF 2024 dilaksanakan sebanyak 4 kali pada 4 regional. Sebelumnya di Bandung, Solo kemudian Padan dan Makassar.-(Qom)