Sulitkan Pelaku Usaha, PKL Minta Kelangkaan Elpiji 3 Kilogram Segera Diselesaikan

Photo Author
- Senin, 23 September 2024 | 13:40 WIB
Gas elpiji 3 Kg kini langka di Sukoharjo (Ist)
Gas elpiji 3 Kg kini langka di Sukoharjo (Ist)

KRJogja.com - SUKOHARJO - Paguyuban Perdagangan Kaki Lima (PKL) Sukoharjo meminta permasalahan kelangkaan elpiji 3 kilogram segera diselesaikan. Sebab kondisi yang terjadi sekarang semakin parah dimana masyarakat kecil sulit memenuhi gas bersubsidi untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha.

Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) se-Kabupaten Sukoharjo Joko Cahyono, Senin (23/9) mengatakan, Paguyuban PKL Sukoharjo mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 Kilogram sejak lama sekitar dua bulan lebih. Keluhan bahkan sudah disampaikan secara resmi kepada Pemkab Sukoharjo, agen dan pangkalan gas.

Pedagang mengeluhkan sulit mendapat elpiji 3 kilogram untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha. Kesulitan bahkan sudah dirasakan PKL tidak hanya mendapat barang saja, tapi juga kenaikan harga.

Kondisi tersebut membuat pedagang mengeluh karena mengganggu usaha yang dijalankan. Terlebih lagi ada dugaan, kelangkaan gas karena faktor pemainan.

"Ada permainan apa ini. Katanya kuota elpiji 3 kilogram sudah ditambah. Dicek ke agen katanya barang ada dan langsung habis. Tapi pedagang sendiri yang selalu pihak yang berhak menggunakan gas bersubsidi sulit dapat barang bahkan sering tidak dapat barang karena stok di pengecer kosong," ujarnya.

Joko menegaskan, sebagai Ketua Paguyuban PKL Sukoharjo sering mendapat keluhan pedagang terkait elpiji 3 kilogram. Sebab banyak pedagang tidak mendapat gas untuk usaha.

"Banyak pedagang kami ini berjualan makanan dan minuman yang setiap hari butuh elpiji 3 kilogram minimal satu atau dua tabung. Tapi karena sering barang di pengecer kosong maka pedagang terpaksa tidak jualan. Belum lagi pedagang ini harus memenuhi kebutuhan gas untuk memasak di rumah atau kebutuhan rumah tangga," lanjutnya.

Paguyuban PKL Sukoharjo meminta kepada Pemkab Sukoharjo dan pihak terkait untuk memprioritaskan pedagang kecil menggunakan elpiji 3 kilogram. Sebab gas tersebut memang khusus untuk masyarakat miskin termasuk pedagang kecil.

"Pedagang kami sudah tertib mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ke pangkalan. Saat beli elpiji 3 kilogram juga tertib membawa KTP. Tapi barang sering kosong dan terpaksa rebutan," lanjutnya.

Joko menambahkan, Pemkab Sukoharjo dalam hal ini sudah memberikan perhatian kepada pedagang kecil. Sudah dua kali pedagang kecil dikumpulkan untuk dibantu sosialisasi dan edukasi terkait distribusi elpiji 3 kilogram. Pertama di lantai 10 Gedung Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo. Sedangkan kedua pertemuan digelar di wilayah Kecamatan Gatak.

"Informasinya akan ada lagi penambahan kuota elpiji 3 Kilogram di Kabupaten Sukoharjo. Permintaan pedagang agar gas bersubsidi tersebut tepat sasaran distribusi dan penggunaanya. Jangan begitu datang langsung stok habis entah kemana," lanjutnya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono, mengatakan, masih cukup banyak masyarakat yang belum melakukan pendaftaran KTP di pangkalan resmi penyaluran elpiji 3 kilogram. Kondisi tersebut sangat berpengaruh pada distribusi gas bersubsidi karena hanya menyasar pada data pengajuan KTP.

Kondisi tersebut cukup berpengaruh pada distribusi elpiji 3 kilogram di masyarakat. Sebab dipastikan masyarakat yang belum mendaftar KTP ke pangkalan tidak bisa mendapat gas bersubsidi. Disisi berpengaruh pada pasokan barang di lapangan.

Diskopumdag Sukoharjo berharap dengan pendaftaran KTP tersebut menjadi salah satu penanganan masalah kelangkaan elpiji 3 kilogram saat ini. Sebab masyarakat Sulut mendapatkan gas bersubsidi di pasaran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X