KRjogja.com, KARANGANYAR - Sebanyak 170 peserta pelatihan berbasis kompetensi berhasil menyelesaikan program bantuan sarana usaha (BSU) di Balai Pelatihan Kerja (BLK) Karanganyar. Program yang didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) ini bertujuan mencetak calon pelaku usaha mandiri di berbagai bidang.
Peserta dilatih selama 10 hari dalam kelas boga, jahit, las, servis sepeda motor injeksi, barista, dan barber, memberikan mereka keterampilan yang dapat langsung diterapkan dalam dunia usaha.
Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, memberikan motivasi kepada para peserta di kelas barista pada Kamis (3/10/2024). Ia menyampaikan bahwa menjadi barista tidak hanya tentang menjual kopi, melainkan juga menciptakan kenyamanan bagi pelanggan.
“Seorang barista yang berpengalaman tidak hanya membuat kopi yang enak tetapi juga menceritakan sejarah kopi dan berinteraksi secara personal dengan pelanggan,” kata Timotius di hadapan 20 peserta kelas barista.
Setelah memotivasi para calon barista, Timotius menutup program pelatihan tersebut di hadapan 170 peserta lainnya. Ia mengimbau peserta untuk segera merealisasikan usaha mereka berdasarkan keahlian yang telah diperoleh selama pelatihan, serta mengelola modal usaha secara bijak. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya analisis pasar, diferensiasi produk, branding, dan penetapan harga yang tepat.
Timotius juga menyatakan bahwa pemerintah daerah siap menggandeng para lulusan pelatihan untuk berpartisipasi dalam event UMKM lokal dan kerjasama penyediaan kebutuhan makan minum untuk instansi pemerintah.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disdagperinaker) Karanganyar, Martadi, menekankan pentingnya program DBHCHT ini dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di wilayah tersebut. Para lulusan diharapkan segera membuka usaha mandiri dengan bantuan ilmu dan modal usaha yang telah mereka dapatkan. Setiap peserta menerima satu paket sarana prasarana untuk mendukung usaha mereka, namun dilarang menjual atau memindahtangankan alat tersebut kepada orang lain.
“Peserta juga menerima uang saku, uang makan, sarana prasarana, dan sertifikat kursus sebagai bekal untuk memulai usaha,” jelas Martadi.
Sementara itu, Kepala BLK Karanganyar, Toni Setiawan, menambahkan bahwa selain program dari APBD, pelatihan ini juga didukung oleh APBN. Kementerian Tenaga Kerja turut memberikan bantuan pelatihan kerja di BLK bagi 448 peserta yang berasal tidak hanya dari Karanganyar, tetapi juga dari seluruh Jawa Tengah.
"Kami akan terus melakukan verifikasi keberhasilan para lulusan dan jika ada yang belum berhasil, kami akan memberikan pelatihan lanjutan,” ujarnya.
Dengan pelatihan ini, diharapkan para lulusan dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi lokal melalui usaha mandiri dan menjadi bagian dari upaya menurunkan tingkat kemiskinan di Karanganyar. (Lim)