Sragen Berusia 279 Tahun, Pemerataan Perekonomian Masih Menjadi PR

Photo Author
- Selasa, 27 Mei 2025 | 14:50 WIB
Perayaan Hari Jadi ke-279 Kabupaten Sragen ditandai dengan tasyakuran dan upacara di Kantor Pemda Terpadu (foto:said masykuri)
Perayaan Hari Jadi ke-279 Kabupaten Sragen ditandai dengan tasyakuran dan upacara di Kantor Pemda Terpadu (foto:said masykuri)
 
SRAGEN, Krjogja.com - Kabupaten Sragen telah memasuki usia ke-279 tahun pada Selasa (27/5/2025). Di bawah pemimpin baru Bupati Sigit Pamungkas dan wakil bupati (Wabup) Suroto, Sragen masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang salah satunya adalah pemerataan perekonomian serta masih tingginya kemiskinan.
 
Selama ini gerak roda perekonomian hanya terpusat di satu atau dua lokasi saja, di mana kawasan Alun-alun Sasana Langen Putra masih menjadi episentrum perekonomian di Kabupaten Sragen. Hampir seluruh fasilitas hiburan ada di seputaran Alun-alun yang terletak di Jalan Raya Sukowati Sragen. 
 
Di tempat itu ada Gedung Bioskop baru, Platinum Cineplex Sragen dan kafe-kafe bagi kalangan anak-anak muda. Geliat ekonomi berlanjut hingga Minggu pagi dengan adanya car free day (CFD). Ratusan warga Sragen tak sekadar berolahraga pagi tetapi mereka juga menikmati kuliner Minggu pagi sembari jalan-jalan sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.30 WIB.
 
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen kemudian mencoba membuat pusat perekonomian baru di Kawasan Nglangon dengan dibangunnya Pusat Batik Sukowati yang berpadu dengan Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan (SIKK). Kegiatan ekspo usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) digelar di sana dengan menampilkan aneka hiburan dengan anggaran tertentu. Namun, geliat perekonomian tidak seperti di Alun-alun.
 
Kemudian Gedung Pemda dipindahkan ke barat di wilayah Sine, Sragen, dengan konsep Pemda Terpadu justru bisa menjadi magnet baru. Kompleks Pemda terpadu menjadi pusat aktivitas masyarakat untuk berolahraga setiap sore hari. Apalagi lokasinya bersebelahan dengan hutan kota dan kompleks Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS). Aktivitas warga itu lambat laun akan menumbuhkan ekonomi baru dan akan menciptakan perekonomian baru selain di Alun-alun.
 
Sementara di sektor pariwisata belum berkontribusi signifikan dalam pendapatan asli daerah (PAD). Data dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Sragen, pendapatan dari sektor pariwisata rata-rata di angka Rp 2,1 miliar pada 2024 yang berasal dari empat objek wisata. Empat objek wisata yang dimaksud terdiri atas Museum Sangiran, Gunung Kemukus, Pemandian Air Panas Bayanan, dan Kolam Renang Kartika. Dari keempat objek ini, sumbangan pendapatan paling dominan masih Sangiran yang mencapai Rp 1 miliaran.
 
Bupati Sragen Sigit Pamungkas ingin mengembangkan perekonomian Sragen dengan branding The Land of Java Man. Sigit menginginkan produk-produk UMKM yang dipasarkan pada setiap kegiatan ekspo harus terus di-upgrade supaya konsumen yang datang tidak hanya warga Sragen melainkan juga warga di luar Sragen. Kegiatan ekspo itu, menurut Bupati, bisa menjadi pembangkit ekonomi Sragen asalnya segmen pasarnya diperluas tidak sekadar warga Sragen. Dia meminta ekspo UMKM itu bisa menawarkan produk yang mengandung nilai sejarah purbakala, seperti kuliner purba, batik purba, ukiran purba, dan seterusnya. "Menu kuliner purba dan batik purba bisa menjadi daya tarik wisatawan dari luar Sragen,” kata Sigit. (Sam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X