Upacara Adat Wahyu Kliyu di Jatipuro, Sebaran Apem Untuk Tolak Balak

Photo Author
- Minggu, 13 Juli 2025 | 07:10 WIB
Sebaran kue apem di upacara adat Wahyu Kliyu di Jatipuro Karanganyar (foto:Abdul Alim)
Sebaran kue apem di upacara adat Wahyu Kliyu di Jatipuro Karanganyar (foto:Abdul Alim)
 
KARANGANYAR, KRjogja.com – Warga Dusun Kendal, Desa Jatipuro, Kecamatan Jatipuro kembali menggelar tradisi Wahyu Kliyu, Jumat (11/7/2025) malam.
 
Tradisi ini selalu digelar setiap tanggal 14-15 bulan Suro dalam penanggalan Jawa atau saat purnama.
 
Wahyu Kliyu merupakan salah satu tradisi dan upacara adat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat dengan tujuan memanjatkan doa, ungkapan syukur, dan penolak bala. 
 
Warga berkumpul untuk melempar kue apem kecil sambil mengucapkan “Wahyu Kliyu”, yang merupakan pelafalan dari “Ya Hayyu Ya Qayyumu” yang bermakna memohon kekuatan dan kehidupan kepada Allah. Kue apem yang dilempar kemudian dibawa pulang warga untuk dimakan. 
 
Tradisi Wahyu Kliyu memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat. Selain sebagai wujud syukur atas nikmat dan keselamatan, tradisi ini juga dipercaya sebagai sarana untuk memohon perlindungan dari segala macam bahaya dan bencana. 
 
Kepala Desa Jatipuro, Rakino mengatakan, sebanyak 17 gunungan yang  berisi  17 ribu apem dikirab dalam tradisi ini pada Jumat siang. 
 
Rakino menjelaskan, kirab merupakan rangkaian upacara adat Wahyu Kliyu yang digelar setiap setahun sekali bertepatan dengan bulan Suro. Apem yang disebar pada Jumat siang direbutkan warga di sekitar pusat kota kecamatan. 
 
“Puncak acara digelar tengah malam. Pada malam sakral ini, masyarakat berdoa kepada Sang Maha Pencipta agar dijauhkan dari segala mara bahaya,”terangnya.
 
Bupati Karanganyar Rober Christanto dan Wakil Bupati Adhe Eliana yang menghadiri tradisi Wahyu Kliyu, menyampaikan, gelar tradisi budaya ini, menjadi momen penting untuk saling menghormati, saling menghargai sesama warga masyarakat.
 
“Tetap jaga persatuan, kekompakan menuju Karanganyar yang lebih baik,”kata bupati.
 
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Heri Sutrisno menerangkan, upacara adat Wahyu Kliyu telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional pada 2021.  “Tradisi budaya ini harus dilestarikan sebagai salah satu warisan leluhur,”terangnya. (Lim) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X