Krjogja.com - KARANGANYAR – Di tengah rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di kawasan Gunung Lawu, komunitas lokal mengambil peran sentral dalam mengedukasi masyarakat terkait dampak dan potensi proyek tersebut.
Jaga Lawu, komunitas lingkungan yang telah aktif sejak 2016 dalam pelestarian kawasan Gunung Lawu, bersama dengan elemen masyarakat di tiga wilayah terdampak—Ngargoyoso, Jenawi, dan Tawangmangu—menginisiasi pembentukan tim edukasi lokal.
Baca Juga: SBY Sebut Pemimpin Dunia Abai Krisis Iklim demi Kepentingan Nasional
Aan Shopuanuddin, perwakilan Jaga Lawu, menjelaskan bahwa tim ini berfokus pada penyampaian informasi yang komprehensif dan transparan kepada masyarakat. “Kami ingin masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh, baik sisi positif maupun risiko dari proyek geothermal, sehingga mereka bisa mengambil sikap dengan informasi yang benar,” jelas Aan, Senin (7/10/2025)
Tim edukasi ini akan turun langsung ke tingkat RT, pengajian, dan kelompok masyarakat setempat, menggunakan pendekatan yang dekat dan partisipatif. “Kami percaya bahwa dialog langsung dengan masyarakat adalah kunci keberhasilan sosialisasi ini,” tambah Teguh Pambudi, ketua tim edukasi.
Baca Juga: Daftar Seniman yang Tampil di Biennale Jogja 18 Babak II
Inisiatif ini juga didukung oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muhammadiyah Karanganyar dan komunitas Merti Bumi Lawu, yang ikut memperkuat basis edukasi dan advokasi masyarakat.
Sementara itu, hingga saat ini, dialog terbuka antara pihak pengembang proyek geothermal dan warga terdampak masih belum terjadi, sehingga peran komunitas lokal semakin penting sebagai penghubung informasi. (Lim)
