Krjogja.com — SOLO - Keraton Solo sempat mengalami gonjang-ganjing perihal penobatan raja baru.
Kepergian SISKS Pakubuwono XIII ternyata meninggalkan teka-teki pelik bagi keberlanjutan tampuk kepemimpinan Keraton Solo.
Baca Juga: Kena Sentil Netizen Gegara Batiknya Itu-itu Aja, Purbaya Langsung Order Batik Anyar dari UMKM Jogja
Dua putra Pakubuwana XIII, BRM Prabu dan KGPAA Hamangkunegoro sempat dikabarkan saling klaim jadi penerus raja.
Bayang-bayang perselisihan dalam keluarga Keraton Solo yang pernah terjadi 24 tahun silam seolah memendungi bumi Surakarta.
Namun, pada akhirnya, Sang Nata itu terwisuda secara resmi pada Sabtu Legi (15/11) kemarin.
Baca Juga: Tumbuh Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI, Pundi Craft Dukung Eksistensi Produk Kerajinan Lokal
KGPAA Hamangkunegoro sebagai putra bungsu Pakubuwono XIII telah sah menahbiskan diri sebagai Pakubuwono XIV.
“Ingsun hanetepake nggenteni kalenggahane Kanjeng Rama Sinuwun Pakubuwono XIII,” bunyi sumpah KGPAA Hamangkunegoro yang kini resmi bertitel SISKS Pakubuwono XIV.
Upacara pelantikan raja atau jumenengan nata itu menjadi jawaban atas kesimpangsiuran yang sempat beredar di masyarakat Surakarta.
Masyarakat yang telah menantikan kejelasan siapa penerus Pakubuwono XIII kini merasa lega.
“Selamat bertahta Sinuhun PB XIV. Sabar sareh seperti Sawarga Sinuhun PB XIII,” tulis akun @viviwibowop dengan menyertakan emoji hati.
Selain masyarakat Solo, kelegaan kiranya juga muncul di dalam kalangan internal keluarga Keraton Solo sendiri.
Perseteruan yang semula sempat terlihat bakal memecah belah persatuan kini sirep dengan sendirinya.