Krjogja.com - KARANGANYAR - Alokasi pupuk subsidi ke Kabupaten Karanganyar, Jateng berkurang signifikan. Petani diminta beralih ke pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan bercocok tanam.
VP Sales Region 3b PT Pupuk Indonesia (Persero) Antonius Yudi Kristiyanto mengatakan alokasi pupuk subsidi 2023 telah ditetapkan sesuai instruksi Kementrian Pertanian. Di Kabupaten Karanganyar, pupuk subsidi 2023 dialokasi 18.000 urea dan 9.000 NPK. Jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022, yakni 18.111 urea dan 15.253 NPK.
"Kami hanya menerima tugas pengalokasian dari kementrian. Teknis pengaturan alokasi dari pusat. Memang ada penurunan alokasi. Juga jenis pupuknya. Hanya disubsidi urea dan NPK serta NPK khusus kakao. Perubahan ini sudah sejak pertengahan 2022," katanya kepada wartawan usai pemberdayaan PPL, distributor dan KPL di Karanganyar, Selasa (13/12/2022).
Selain itu, dilakukan penyesuaian subsidi pupuk dari semula untuk 70 komoditas tanaman pangan menjadi hanya sembilan saja. Antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah dan bawang putih.
Alokasi pupuk subsidi Karanganyar didistribusikannya melalui sembilan agen dan 153 kios pengecer. Sedangkan di Jawa Tengah, PT Pupuk Indonesia (Persero) menggandeng 200-an mitra distributor.
Lebih lanjut dikatakan, ia tak memungkiri adanya kendala distribusi. Namun hal itu bukan karena problem dari pihaknya. Hal itu lebih dari faktor distributor yang biasanya terlambat pengiriman.
"Kami enggak bisa mengalokasikan lagi jika sudah habis," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Karanganyar, Siti Maesyaroch meminta petani beralih ke pupuk organik dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia. Ia menyebut kebutuhan ideal pupuk sebenarnya hanya 200 kilogram per hektare sampai panen.
"Tahun 2023 hanya urea dan NPK yang disubsidi. Itu pun enggak semua petani dapat," katanya.
Ia optimistis meski alokasi pupuk subsidi merosot, produktivitas padi Karanganyar tetap surplus.
"Pengubinan di Karanganyar tinggi. 6,2 ton per hektare. Sebelumnya 6 ton per hektare atau lebih tinggi dibanding rata-rata nasional 5,9 ton per hektare," katanya. (Lim)