SOLO, KRJOGJA.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo 2020 dimeriahkan dengan majunya cucu raja kraton kasunanan Surakarta Paku Buwono (PB) XII, BRM Suryo Syailendra Supomo menjadi bakal calon (balon) walikota Solo menantang Gibran Rakabuming Raka.
Kini mas Syailendra demikian panggilan akrab BRM Suryo Syailendra Supomo mengakui masih melakukan kordinasi, menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak terutama Partai Keadilan Sosial (PKS) dan partai lainnya agar diusung dalam perhelatan Pilkada serentak 9 Desember 2020.
Syailendra  melalui sambungan telepon seluler , Kamis (30/7/2020) mengatakan dirinya merasa terpanggil ikut dalam pesta demokrasi di tanah leluhurnya, Surakarta. "Saya tetap optimis meski nantinya kalau mendapat kendaraan politik diusung sebagai balon walikota Solo bakal menghadapi putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang dicalonkan oleh Partai PDI Perjuangan dan beberapa partai yang berkoalisi,"ujar Syailendra.
Menurut Syailendra, dirinya memiliki hak demokrasi, untuk memilih dan dipilih dalam kontestasi Pilkada Solo 2020. "Bahkan dari berbagai masukan dari masyarakat Solo, saya optimis karena setiap calon memiliki peluang sama untuk menang,"papar Syailendra sembari mengatakan pihaknyapun masih mempertimbangkan untuk memilih pasangan dalam perhelatan Pilkada Solo.
Menurut Syailendra, pihaknya memiliki misi untuk mengembangkan kota Solo sebagai kota heritage . "Penataan kawasan heritage harus dikembangkan dalam konsep yang sejalan dengan era kemajuan jaman, namun tidak lepas dengan akar kebudayaan kota Surakarta ," ujar Syailendra sembari memberi contoh pengembangan pembangunan kota Solo harus berbasis pada budaya Jawa bersumber arsitektural berbasis budaya Surakarta. Pembangunan kota Solo, diarahkan untuk memperkuat akar budaya masyarakat Surakarta.
"Pembangunan baik fisik maupun budaya harus disesuaikan dengan semangat untuk melestarikan nilai-nilai asli Surakarta sebagai kota budaya. "Misinya dengan pengembangan Kebudayaan, Kesenian dan Kuliner . Saya singkat dengan program 3 K," tutur Syailendra.
Diakui oleh cucu PB XII untuk mengabdi, melayani masyarakat Surakarta diperlukan kekuatan mental dan fisik yang prima. "Saya berguru ilmu politik dengan ibu saya GKR. Ayu Koes Indriyah anggota Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) Republik Indonesia. Saya lebih memilih menjadi politikus dibanding dunia bisnis," ujar Syailendra yang pernah menekuni bisnis pertambangan di luar Jawa dan kini berprofesi sebagai pebisnis di Jakarta itu.(Hwa)