solo

Pemudik Diperlakukan Istimewa, Telaga Madirda di Desa Berjo Diubah Jadi Tempat Karantina

Senin, 11 Mei 2020 | 09:05 WIB
Pulau karantina di Telaga Madirda Karanganyar (Abdul Alim)

OBJEK wisata Telaga Madirda di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso diubah menjadi tempat mengarantina para pemudik. Pemdes setempat menyediakan tenda-tenda di tepian telaga serta fasilitas penunjang pembatasan sosial dan fisik.

"Ada 12 tenda yang kami sediakan. Jadi, pemudik tidak bisa langsung pulang ke rumah keluarganya di desa. Mereka setelah memeriksakan diri di Puskesmas, langsung menuju ke Telaga Madirda. Tersedia fasilitas MCK, musala dan tenda buat tidur. Kalau untuk makan sehari-hari, rumah keluarganya berdekatan. Kami juga menyediakan tempat jenguk pemudik," kata Kepala Desa Berjo, Ngargoyoso Suyatno kepada wartawan di lokasi akhir pekan lalu.

Ia menyediakan tempat karantina pemudik ini khusus bagi keluarga warganya yang pulang kampung di masa pandemi covid-19. Sesuai anjuran pemerintah, pemudik wajib mengisolasi diri selama 14 hari usai tiba di kampung halaman. Mereka juga wajib memeriksakan kesehatannya di puskesmas. Namun tidak jarang selama isolasi itu, pemudik merasa bosan dan malah bepergian. Beranjak dari itu, Suyatno berinisiatif membangun suasana menyegarkan di tepian telaga yang dikelilingi pepohonan pinus. Ia meyakini banyak orang betah berlama-lama dimanja alam.

Dengan suntikan pikiran positif, Telaga Madirda mendukung imun tubuh tetap aman. Obyek wisata di lereng Lawu ini tak lagi seperti dulu yang selalu ramai pengunjung. Pemanfaatannya untuk mengarantina pemudik memanfaatkan momen sepi kunjungan wisata.




-

Menariknya, seluruh aktivitas di Pulau Karantina menerapkan protokoler kesehatan. Misalnya, memanfaatkan parit menjadi pembatas saat keluarga menjenguk pemudik.

Tak hanya itu. Para anggota karang taruna bertugas menjaga pintu masuk desa di lima lokasi. Mereka mendata pemudik dan tamu-tamu sekaligus mengecek suhu tubuhnya dengan thermo gun.

"Seluruh upaya ini demi mencegah Covid-19 menyebar ke desa kami. Semoga pandemi segera berkesudahan," katanya.

Di tengah sejuknya hawa pegunungan, terlihat pemudik dari Bekasi, Giyanto (32) sedang asik berbincang dengan adiknya Tarno (25).

Mereka duduk saling berhadapan dengan sekat sebuah parit dan garis pembatas. Giyanto nekat mudik ke kampung halaman lantaran sudah tidak ada pekerjaan di tempat rantau. Pandemi virus corona turut menimbulkan dampak di tempat kerjanya. Pihak perusahaan terpaksa mengurangi jumlah pekerja, termasuk dirinya.

"Saya sudah 3 bulan di sana. Bekerja di sebuah proyek. Belum sampai rumah, langsung ke balai desa. Ya ngikuti aturan (menjalani karantina), demi kebaikan. Terus dibawa ke sini (Telaga Madirda)," kata pria yang dulunya bekerja di Bekasi ini. (Abdul Alim)

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB