solo

PDP Asal Karanganyar Meninggal Dunia Lagi, Alumni Ijtima Ulama Diawasi

Selasa, 14 April 2020 | 22:34 WIB
Juliyatmono membeberkan rua warganya positif covid-19 (Abdul Alim)

KARANGANYAR,KRJOGJA.com-Tim gugus tugas pencegahan covid-19 Kabupaten Karanganyar mencatat 100 lebih warganya mengikuti Ijtima Ulama Asia di Gowa, Sulawesi Selatan pada Maret lalu. Seorang diantaranya positif terjangkit corona sedangkan dua lainnya Pasien Dalam Pengawasan (PSP) yang kini telah tiada.

Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono mengatakan 100 lebih alumni kegiatan di Gowa itu telah terdeteksi identitasnya. Mereka tinggal tersebar di seluruh wilayah Karanganyar. Ia telah memerintahkan perangkat pemerintah desa/kelurahan dan kecamatan mengawasinya. Sesuai protap kesehatan, mereka harus dikarantina selama 14 hari dan dirapid test.

"Yang pulang dari ijtima ulama asia di Gowa itu 100 orang lebih warga Karanganyar. Mereka pulang dalam dua gelombang dengan menaiki kapal laut, bus via Surabaya dan pesawat terbang. Semuanya sudah teridentifikasi," katanya di Colomadu, Minggu (12/4)

Berdasarkan fakta bahwa PDP meninggal dunia dan positif corona merupakan alumni ijtima di Gowa, maka pengawasan warga dari rombongan itu harus diperketat. Ia telah mengirim logistik ke 91 orang di Desa Sewurejo, Mojogedang; dan Desa Paulan, Colomadu, melakukan isolasi mandiri. Di dua desa ini terdapat PDP meninggal dunia dan warga positif tertular corona.

Pemkab menyalurkan bantuan sembako kepada 91 orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien, selama menjalani isolasi mandiri 14 hari. Hal itu untuk memastikan warga tidak keluar masuk selama masa karantina.

"Sudah kami perintahkan untuk menutup akses masyarakat keluar dan masuk. Jumlah jiwa sudah dihitung. Sewurejo ada 55 jiwa dan Paulan ada 36 jiwa. Kebetulan mudah menutup akses karena di Sewurejo itu akses masuk dan keluar hanya satu pintu itu. Di Paulan perumahan model klaster. Sambil terus diawasi, kami kirim sembako. Langsung bergerak," tuturnya.

Sementara itu PDP kasus corona asal Desa Gawanan, Colomadu, BM (59) dikubur di kampung halamannya pada Minggu siang. Pemulasaraannya oleh petugas RSUD Moewardi dilanjut penguburan sesuai protap.

Juliyatmono mengapresiasi warga yang tidak menolak jenazahnya dikubur di permakaman kampung.

"Menunggu hasil swab-nya apakah positif corona ataukah tidak," katanya.

Di hadapan forkopimcam dan perangkat desa se Kecamatan Colomadu, Bupati Juliyatmono meminta mereka mendata siapa saja yang pulang dari kegiatan ijtima. Hasilnya, sembilan warga Colomadu terdeteksi belum lama pulang dari kegiatan itu. BM merupakan seorang diantaranya.

Kepala Desa Gawanan, Murdiyanto mengatakan BM meninggal dunia pada Minggu (12/4) pukul 05.00 WIB. BM sebenarnya sudah mengisolasi diri usai tiba di kampung halaman mulai 26 Maret lalu. Lantaran merasakan gejala kurang enak badan, ia memeriksakan diri di RS Paru pada 7 April. Kemudian dirujuk ke RS Dr Moewardi dan diambil sampelnya dengan swab. Setelah opname tiga hari, ia meninggal dunia.

"Perbatadan dusun dan Rt atau Rw dijaga. Kita minta bantuan masyarakat saling menjaga karena corona bisa menyerang siapa saja," katanya. (Lim)

Halaman:

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB