KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Suhu lebih rendah yang dirasakan masyarakat Jawa Tengah akhir-akhir ini, justru menarik minat pengunjung wisata maupun pendaki di kawasan Gunung Lawu. Buktinya, jalur pendakian tetap ramai.Â
"Hawa dingin banyak dicari pendaki. Belum dilakukan penutupan jalur pendakian karena suhu dingin ekstrem ini. Para pendaki hanya disarankan mempersiapkan perbekalan dan aktif berkomunikasi ke relawan di Posko," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Titis Sri Jawoto kepada KR, Minggu (23/6).
Jumlah pendaki pasca lebaran terhitung tinggi. Antara 200-300 orang per hari yang naik via Cemoro Kandang, Tawangmangu dan Candi Cetho, Jenawi. Ia tak akan berpikir dua kali menutup sementara jalur pendakian, apabila terjadi cuaca buruk di puncak Lawu. "Semua aktivitas dilaporkan ke kami, dari relawan AGL (Anak Gunung Lawu). Mereka yang tahu betul kondisi di atas," katanya.Â
Koordinator Pariwisata di Candi Cetho, Nardi mengatakan jumlah pendaki via Candi Cetho sebanyak 245 orang pada Sabtu (22/6). Sedangkan Cemoro Kandang 43 orang. Minat mendaki Lawu via Candi Cetho lebih banyak karena medan lebih landai dan pemandangannya indah.Â
"Enggak ada penutupan karena suhu dingin tak biasa ini. Para pendaki menyetor identitas ke posko, agar mudah koordinasi. Mereka tidak berkeberatan dengan suhu dingin belakangan ini," katanya.Â
Warga Desa Gumeng, Jenawi, Tardi mengatakan dingin ekstrem merugikan petani sayuran. Meski belum mengalami kerusakan masif, namun tanaman cabai berpotensi tumbuh tak maksimal. "Daun cabainya mengerdil dan keriting. Itu masih sedikit. Semoga suhu kembali normal. Di sini dinginnya sampai 13 derajat. Tidak biasa seperti ini," katanya.Â
Sementara itu, suhu rendah dimanfaatkan Manager Lawu Park II untuk mengenalkan wahana Snow In The Jungle. Wahana ini menyemburkan salju buatan di taman berkonsep nuansa kampung eskimo.Â
"Yang dicari di sini itu dinginnya. Glamping (glamorous camping) juga penuh. Sekitar 1.000 pengunjung di akhir pekan," katanya. (Lim)