KARANGANYAR, KRJOGJA.com -Â Â Rencana penutupan perlintasan KA di bawah Flyover Palur menimbulkan kontra. PT KAI Daops VI Yogyakarta diminta mengkaji ulang rencana itu dengan mempertimbangkan kepentingan warga dalam mengambil keputusan.
“Coba saja pikir bagaimana SDN Dagen bisa bertahan. Letaknya di sebelah barat stasiun. Sedangkan kebanyakan siswanya tinggal di timur stasiun. Berangkat dan pulang sekolah melintasi rel di bawah Flyover. Kalau ditutup, mau lewat mana? Apakah anak anak sekolah yang bersepeda, harus naik flyover lalu mengambil belokan di Jurug? Terlalu lama dan membahayakan,†kata Kepala SDN Dagen, Sutarno, Minggu (31/3).
Sebelumnya, pemasangan dinding Stasiun Palur sudah memutus akses Dusun Dagen Timur dengan Lor. Akses paling cepat antardusun itu hanyalah di perlintasan KA bawah Stasiun Palur. Ia merasa khawatir sekolahnya bakal tanpa peserta didik di tahun ajaran mendatang, gara-gara sulit dijangkau.
“Dinas Pendidikan harus bersikap. SDN Dagen masih dibutuhkan,†kata pria yang juga Ketua PGRI Kecamatan Jaten ini.
Sebagaimana diberitakan, PT KAI Daops VI segera menutup perlintasan KA di bawah Flyover Palur. Operasional rel ganda membutuhkan perlintasan steril dari kendaraan lalu lalang, mengingat pentingnya pemeliharaan wessel dan menghindari kecelakaan.
Anggota BPD Jaten, Maryanto berharap PT KAI Daops VI Yogyakarta mengajak berembuk warga sekitar Flyover Palur. Ia menginginkan solusi terbaik tanpa memangkas kepentingan salah satu pihak. Diceritakannya, rencana penutupan perlintasan itu dibahas serius umat Gereja Kristen Jawa di Dagen, Jaten.
“Kalau ditutup, mengganggu peribadatan kami. Biasanya mau ke gereja, tinggal lewat jalan di bawah. Enggak usah naik flyover segala. Warga harus didengar suaranya. Banyak warga Perumnas Palur menjadi umat GKJ Dagen. Apakah bisa pertigaan Botol dibuka lagi?†katanya.