SOLO (KRJOGJA.COM) - Paradigma berpikir baru mendesak diterapkan di Kementrian Agama (Kemenag). Sudah bukan jamannya seperti paradigma lama dimana atasan tidak menguasai tugas dan fungsinya sehingga justru bergantung pada bawahan.
Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementrian Agama (Kemenag) RI Prof. Dr. H. Nur Cholis Setiawan, MA saat bertindak sebagai pembicara di acara talk show seusai rapat kerja (Raker) Kanwil Depag DIY di hotel Lor In, Solo berlangsung Selasa hingga Kamis (27-28/2/2018) . Selain Prof Nur Cholis bertindak sebagai nara sumber Kakanwil Kemenag DIY Drs Muhammad Lutfi Hamid MAg, serta anggota Komisi VIII DPR RI Achmad Mustaqim, sementara moderator Kabag TU Edhi Gunawan.
Dipaparkan oleh Irjen Kemenag , Kementerian Agama sebagai institusi memiliki tugas kemuliaan, namun di sisi lain banyak tantangan dan dinamika. Dalam mengemban amanat dan tanggungjawab sebagai aparat Kemenag wajib memahami realitas yang ada serta tantangan yang terjadi di tengah masyarakat, sehingga bisa membangun strategi menghadapi realitas dan tantangan serta meminimalisir terjadinya kekeliruan.
Irjen Kemenag Prof Dr H Nur Cholis MA menambahkan pejabat di Kemenag agar mengemban amanah , dengan cara harus menguasai benar tugas dan fungsinya, jangan hanya mengandalkan bawahan. "Pimpinan bukan hanya menguasai teori kepemimpinan saja, namun harus bisa mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari."ujarnya.
Kedua, lanjut Prof Nur Cholis , kuasai betul program di tahun berjalan, mana yang mandatori, prioritas dan yang termasuk program rutin. "Jangan lupa teliti mana sumber dananya. Hal itu agar tidak terjadi ada program prioritas malah kekurangan dana, sementara program kurang penting malahan kelebihan dana,"ujarnya.
Ditambahkan agar  mengetahui secara baik regulasi yang menjadi payung hukum masing-masing tugasnya. "Sehingga segala kekeliruan bisa di minimalisir,†ungkapnya.
Diingatkan oleh Prof Nur Cholis, agar jajaran di Kemenag berhati-hati dalam ber media sosial. "Jangan asal share berita , bila kita belum tahu berita itu benar atau hoax alias berita bohong. Saya tahu hadirin yang ada di ruangan ini handphonenya bagus-bagus , namun jangan sampai di salah fungsikan karena pemiliknya generasi berumur empat puluh tahun ke atas yang karena kurang ahli dalam hal internet dan teknologi informasi bisa keliru dalam memfungsikan telepon androidnya,"ujar Prof Nur Cholis yang disambut gelak tawa peserta raker.
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag DIY Drs. HM. Lutfi Hamid, M.Ag mengatakan Rapat Kerja (Raker) Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) DIY Tahun 2018 ini merupakan momentum yang sangat penting, karena diharapkan forum ini dapat menjadi wahana refleksi evaluasi terhadap kinerja dan program prioritas, mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi serta menetapkan langkah-langkah strategis Kemenag DIY.