SRAGEN, KRJOGJA.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen hanya menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar satu persen setiap tahun. Target itu dinilai cukup realistis mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang mengaku miskin agar tetap mendapat bantuan.Â
Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno kepada wartawan Rabu (8/11) mengatakan, saat ini angka kemiskinan di Kabupaten Sragen memang masih tinggi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Namun berbagai program yang digagas pemkab berhasil menurunkan angka kemiskinan yang cukup signifikan.
Pemkab juga terus belajar dari beberapa kabupaten yang sukses menurunkan kemiskinan signifikan salah satunya ke Kabupaten Banyuwangi Jatim. Salah satu ganjalan terbesar untuk menurunkan kemiskinan adalah penyakit karakter dan mental warga miskin itu sendiri.Â
"Justru yang paling berat itu memberantas mental kemiskinan. Ada warga yang sebenarnya mampu tapi berharap terus dapat bantuan dari pemerintah. Saya sering menemukan saat berkunjung ke desa-desa," ujar Dedy.
Dedy menguraikan, mental miskin itu ditemukan di beberapa wilayah saat berkunjung maupun melakukan penyamaran. Bahkan, pernah mendatangi keluarga yang punya tiga sepeda motor, anak istri dan suami bekerja. Tapi terus menerus mendapat bantuan beras miskin (raskin).
Setelah ditemui dan ditanya kenapa lantai rumahnya belum diplester, kepala keluarga mengaku sengaja tidak diplester agar bisa terus mendapat bantuan. Kemudian mendapat laporan kalau ada wilayah yang beras raskin dibagi rata semua warga. (Sam)