solo

Biaya Produksi Tinggi Perajin Telur Asin Memilih Tutup Usaha

Selasa, 19 September 2017 | 18:33 WIB

“Setelah berhenti berproduksi saya memilik membuka usaha tempat parkir sepeda motor karena lokasi rumah dekat dengan tempat usaha yang banyak karyawannya,” lanjutnya.

Perajin sekaligus pedagang telur asin asal Kartasura Wiyadi mengatakan, produksi telur asin sekarang dibatasi. Sebab modal yang dimiliki terbatas ditengah kondisi biaya produksi tinggi.

“Pemilik modal besar bisa berproduksi banyak. Kalau saya modal kecil jadi ya diturunkan dari biasanya 100 butir per seminggu sekali menjadi 50 butir saja,” ujarnya.

Meski biaya produksi tinggi namun Wiyadi mengatakan, tetap berproduksi dengan jumlah dikurangi dari biasanya. “Kalau kondisi seperti ini terus juga berat. Sebab tingginya biaya produksi tidak sebanding dengan penghasilan. Lama lama usaha saya bisa tutup,” lanjutnya. (Mam)

Halaman:

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB