WONOGIRI, KRJOGJA.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri siap mengajukan bantuan dana ke pemerintah pusat menyusul rencana kelanjutan proyek pengolahan sumber air bawah tanah Luweng Banyutowo di Kecamatan Paranggupito Wonogiri yang macet sejak sekitar 2013 lantaran butuh anggaran besar.
Jika proyek Luweng Banyutowo yang diprediksi membutuhkan biaya sekitar Rp 165 miliar terwujud maka dipastikan bakal mampu mengatasi masalah krisis air bersih yang selama ini terjadi di wilayah selatan Wonogiri.
"Karena untuk mengeksplorasi sumber bawah tanah (Luweng Banyutowo) itu butuh dana besar maka Pemkab akan mengupayakan dana bantuan pusat," ungkap Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat ditemui wartawan di Pendapa Rumdin Wonogiri, Sabtu (12/8/2017).
Masalah kekurangan air bersih atau air minun di daerah selatan khususnya Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro sudah menjadi problem klasik. "Hingga usia Wonogiri 276 tahun lebih kok masalah kekeringan atau kriis air minum tidak pernah selesai, dropping air bersih dengan truk tangki tidak menyelesaikan masalah. Harus ada (proyek) yang bersifat permanen," papar Bupati Joko.
Disebutkan, tahun ini pihaknya sudah mengalokasikan dana Rp 2 miliar untuk program mengatasi kekeringan atau rawan air bersih di daerah selatan Wonogiri. Dari angka tersebut sekitar Rp 1,8 miliar sendiri untuk meneruskan proyek Luweng Banyutowo Paranggupito yang menyimpan air bersih dengan debit 800 liter perdetik.
"Kalau hanya ditangani pemkab rasanya sangat berat karena butuh anggaran Rp 165 M lebih sehingga kami akan mintakan bantuan ke pusat," tandas dia.(Dsh)