WONOGIRI, KRjogja.com - Tahun ajaran baru yang diawali dengan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), dulu dikenal dengan MOS, bagi peserta didik baru yang dimulai Senin (17/7/2017), dilarang keras diwarnai dengan perpeloncoan maupun aksi negatif lainnya yang aneh-aneh. Keterlibatan alumni dalam kegiatan PLS juga tidak dibenarkan karena bisa memicu munculnya tindakan yang menjurus kekerasan.
Imbauan tersebut dikemukakan Ketua Komisi IV DPRD Wonogiri Sriyono SPd saat ditemui KR usai sidang paripurna di gedung Dewan, Sabtu (15/7/2017). Dikatakan ketua komisi bidang pendidikan dan kesehatan DPRD ini, masyarakat khususnya orang tua murid baru harus pro aktif mengawasi pelaksanaan PLS atau MOS di sekolah putra-putri mereka. Serta, warga mau melaporkan ke komisinya jika mendapati ada praktik PLS yang berbau perpeloncoan yang memberatkan murid baru.
"Titik berat kegiatan ini (PLS) adalah pembentukan karakter anak didik baru, bukannya perpeloncoan siswa baru diberi tugas yang susah bahkan 'neko-neko', itu jelas tidak mendidik," tandas Sriyono.
Kepala SMA Negeri Wuryantoro Wonogiri Drs Pujo lrianto Langgeng MPd yang juga Ketua MKKSÂ SMA kabupaten maupun Ketua MKKS SMP Wonogiri Gino SPd SIP MPd yang dihubungi KR secara terpisah menyebutkan, pihaknya bersama anggota MMKS lainnya sudah menyiapkan pelaksanaan PLS yang edukatif.
Untuk mengantisipasi hal-hal negatif, Ketua MKKS SMP maupun SMA Wonogiri itu menuturkan pelaksana sekaligus penanggungjawab PLS ada dewan guru, bukan lagi OSIS terlebih lagi alumni sekolah. "Sesuai nama kegiatan, para anak didik baru akan kita ajak mengenali lingkungan sekolah baru mereka, tidak ada lagi anak yang memakai atribut yang aneh seperti topi dari kertas semen, tas dari tepung terigu dan sebangsanya," ungkap Gino yang juga Kepala SMP Negeri 1 Wonogiri.(Dsh)