SRAGEN, KRJOGJA.com - Angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI-AKB) di Kabupaten Sragen sepanjang tahun 2016 lalu mencapai 45 kasus. Tingginya angka kematian ibu dan anak tersebut menjadi warning bagi pemkab setempat untuk bisa menekan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr Hargiyanto, Rabu (17/5/2017) mengatakan, angka kematian ibu anak sepanjang tahun 2016 terdiri atas 39 kasus kematian bayi dan 6 kasus kematian ibu. Angka kematian tersebut terbilang menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 129 kasus.
Kendati sudah menurun, namun Hargiyanto mengaku terus berupaya menekan angka kematian tersebut. "Kami juga mengupayakan agar bayi lahir tidak mengalami turun berat badan. Sehingga kondisi ibu maupun bayi yang lahir sehat sempurna," ujarnya.
Menurut Hargiyanto, untuk menekan AKI-AKB berbagai upaya telah dilakukan, seperti sosialisasi hindari hamil resiko tinggi seperti usia ibu di bawah 17 tahun dan di atas 35 tahun. Selain itu, hindari jarak kehamilan yang pendek sehingga proses kehamilan bisa dijadwalkan dengan matang, termasuk pengecekan kehamilan juga rutin.
Hargiyanto menambahkan, selama ini Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati terus memantau perkembangan AKI-AKB. Bupati meminta program nginceng wong meteng terus digalakkan. Melalui program itu, para bidan desa dan kader PKK tidak hanya mengawal dan mencatat secara rutin penyakit dan kondisi ibu hamil, namun juga melakukan edukasi terhadap ibu hamil agar mau rutin memeriksakan kandungannya.
Ditambahkan Kabid Promkes Dinkes Sragen, dr Nani Fanani, selain menekan AKI-AKB Dinkes juga melakukan kampanye hidup sehat melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Gerakan tersebut untuk menekan peningkatan jumlah sepuluh besar penderita penyakit tidak menular yang semakin banyak. Seperti jatung, diabetes, stroke, asam urat, dan hipertensi. "Setahun terakhir terjadi pergeseran penderita penyakit di masyarakat, yang semula banyak penyakit menular, sekarang beralih penyakit karena pola hidup yang salah," jelasnya.
Menurut Fanani, pola hidup yang salah terutama mereka yang enggan berolah raga, serta pola makan tidak diatur. Selama ini, Germas menekankan agar masyarakat mengkonsumi buah lebih banyak. Seluruh elemen mulai dari PKK sampai RT/RW telah digerakkan untuk menekankan pola hidup sehat. (Sam)