SRAGEN, KRJOGJA.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggagas pendirian warung desa yang akan dikelola pemerintah desa (Pemdes). Menggandeng Pusat Perdagangan Indonesia (PPI) Persero, warung desa dinilai sebagai solusi tepat untuk memberdayakan ekonomi desa sekaligus menekan angka kemiskinan.
"Untuk tahap awal, satu kecamatan satu desa dulu. Jadi nanti ada 20 desa yang akan kami launching memiliki warung desa. Ini baru di desa-desa yang sudah siap dulu. Mudah-mudahan secepatnya bisa direalisasikan menyeluruh," ujar Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Senin (27/3/2017).
Menurut Yuni, warung desa akan dibangun dengan konsep sederhana. Yakni Pemdes membuat warung yang menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat mulai dari minyak goreng, bawang, gula dan lain sebagainya. Barangnya nanti disuplai dari PPI yang akan digandeng untuk bekerja sama.
Barang tersebut diharapkan dibeli oleh warga desa dan selisih harga atau keuntungan dari penjualan barang pokok tersebut bisa dikelola oleh desa sebagai pendapatan. Yuni berharap konsep warung desa ini bisa menjadi lahan bisnis yang bisa mendatangkan pendapatan bagi desa. "Selain desa bisa mandiri memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri, juga bisa mengambil selisih dari harga jual. Kalau peluang ini tidak ditangkap, PPI akan melempar barang ke pedagang besar dan mereka yang menikmati untungnya," jelasnya.
Untuk permodalan, Yuni mengatakan saat ini pihaknya baru melakukan kajian. Ada beberapa skema, namun ia berharap desa nantinya tidak perlu keluar modal. Desa bisa menggunakan dana desa (DD) atau alokasi dana desa (ADD) yang selama ini bisa digunakan untuk BUMDes. "Itu DD dan ADD nanti bisa diputar sehingga desa tak perlu keluar biaya tambahan. Pemkab hanya fasilitator saja. Tidak dapat persentase keuntungan, nanti yang mengelola sepenuhnya desa dan kecamatan," tambahnya. (Sam)