SOLO (KRjogja.com) - Aktivis yang menamakan diri aliansi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan mahasiswa' nggruduk' Balaikota Solo, Kamis (02/03/2017) menolak relokasi yang dinilai bukan solusi. Sebaliknya bentuk diskriminasi karena banyak PKL harus gulung tikar ketika direlokasi ke tempat lain.
Peserta aksi, Winarso menuding Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak pernah memberikan tawaran saling menguntungkan baik bagi PKL maupun pemerintah sendiri, setiap kali melakukan penertiban. Padahal, PKL yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di pinggir jalan.
"Kami menuntut Pemkot Solo mengatur ulang sitem penataan PKL yang tidak merugikan pedagang. Selain itu, menghentikan relokasi ataupun pemindahan jam operasional secara paksa. Bila tuntutan itu tidak diakomodasikan,PKL akan terus melakukan aksi, dengan melibatkan massa lebih besar."
Gagal menemui Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo massa membubarkan diri, setelah membacakan pernyataan sikap. Sebelum meninggalkan kawasan Balaikota dan melakukan 'longmarch' ke Bunderan Gladag. (Hut)