SUKOHARJO (KRjogja.com) - Harga gabah hasil panen padi petani disejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo anjlok hanya laku Rp 3.000 per kilogram hingga Rp 3.300 per kilogram. Harga tersebut jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700 per kilogram. Anjloknya harga lebih dipengaruhi karena turunya kualitas setelah tanaman padi roboh diterjang angin kencang dan terendam air.
Kondisi diperparah dengan sulitnya petani melakukan pengeringan karena tidak memiliki alat. Petani hanya bisa mengandalkan pengeringan melalui penjemuran panas sinar matahari. Padahal kondisi cuaca sekarang sulit ditebak karena masih sering mendung dan turun hujan deras.
Petani Desa Duwet, Kecamatan Baki, Walidi, Jumat (22/7) mengatakan, anjloknya harga gabah hasil panen menyebabkan kerugian yang ditanggung cukup besar. Sebab pendapatan yang diperoleh sangat sedikit dan tidak sebanding dengan harapan. Meski rugi namun petani tetap bisa menerima karena anjloknya harga lebih disebabkan karena faktor alam. Gabah hasil panen petani diakui Walidi memang tidak sesuai harapan.
Gabah hasil panen dikatakan Walidi tetap dijual meski mendapatkan uang tidak sesuai harapan. Dijual kemana, diakuinya kepada pengusaha penggilingan padi.
Turunnya kualitas padi dilihat dengan banyaknya padi yang pecah dan tidak utuh lagi. Selain itu juga terlihat dalam kondisi fisik luar karena ditemukan beberapa diantaranya sudah busuk. (Mam)