SUKOHARJO (KRjogja.com) - Banjir besar akibat luapan Sungai Bengawan Solo selama dua hari Sabtu hingga Minggu (18-19/06/2016) di Kabupaten Sukoharjo menimbulkan kerugian ditaksir senilai Rp 5,9 miliar. Nilai kerugian terbesar berasal dari tanaman padi petani setelah sawah mereka terendam air.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Agus Santosa, (22/06/2016) mengatakan, nominal tersebut baru merupakan perhitungan sementara dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Nilai sementara diketahui sebesar Rp 5,9 miliar, sedangkan angka pasti masih dalam proses perhitungan.
“Untuk data pasti kerusakan tanaman padi kami masih menunggu data terakhir. Sebab data sementara diketahui nilai kerugian terbesar berasal dari sana,†ujar Agus Santosa.
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan, mengenai kepastian kerusakan tanaman padi akibat banjir Sungai Bengawan Solo harus dipastikan lebih dahulu. Data harus disinkronkan dari semua lini mulai dari pemilik tanaman padi yakni petani, lurah, kepala desa, camat dan Dispertan.
“Data tidak boleh salah dan harus dipastikan lebih dulu. Selain itu juga dipastikan mengenai tingkatan kerusakannya. Apakah masuk kategori parah, sedang atau ringan. Kemudian kategori mana saja yang bisa mendapat bantuan,†ujarnya. (Mam)