solo

Ketua DPRD Jateng: Petani Harus Dipaksa Beralih ke Pupuk Organik!

Sabtu, 12 Agustus 2023 | 16:15 WIB
Petani panen padi dengan menggunakan alat pertanian modern.

KARANGANYAR - Petani di Jawa Tengah perlu menyadari ancaman krisis pangan. Pola bercocok tanam, pemakaian pupuk serta suplai air merupakan komponen penting dalam mengantisipasi.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto kepada wartawan di Karanganyar, Jumat (11/8).

Ia mengatakan impor beras dari negara penghasilnya seperti Thailand, India dan Vietnam sudah sulit. Negara tetangga tersebut memilih mengisi cadangan pangan dalam negeri alih-alih mengekspornya. Petaka El Nino diprediksi menyurutkan hasil bumi.

"Dalam tiga sampai lima tahun mendatang diprediksi krisis pangan karena paceklik dan pertumbuhan penduduk," kata Sumanto.

Produktivitas pangan dengan skala besar merupakan salah satu cara mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sayangnya, suplai pupuk subsidi dikurangi. Ia menyebut ekitar 40 persen pupuk subsidi di Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Jawa Tengah tak dapat dipenuhi pemerintah.

Menurut Sumanto, saat ini pemerintah terus mendorong para petani untuk menggunakan pupuk organik.

“Memang ada pengurangan pupuk bersubsidi. Sehingga kebutuhan pupuk melalui RDKK tidak seluruhnya terpenuhi. Pemerintah terus mendorong agar petani menggunakan pupuk organik,”ujarnya.

Baca Juga: Bupati Karanganyar Isi Jabatan Kepsek di Sekolah Regrouping

Sumanto menjelaskan, tidak hanya melakukan penyuluhan, pemerintah juga diharapkan dapat membantu pengadaan pupuk organik ini kepada para petani.

“Kami yakin, jika penggunaan pupuk organik dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun, maka kebutuhan akan pupuk urea akan berkurang. Untuk itu, perlu dilkukan sosialisasi dan penyuluhan kepada petani untuk menggunakan pupuk organik,”jelasnya.

Mengenai terjadinya penurunan hasil panen pada musim tanam (MT) ke 3, Sumanto menuturkan, hal ini lebih disebabkan karena musim kemarau berkepanjangan. Dimana kebutuhan air mengalami penurunan. Meski mengalami penurunan hasil panen, Sumanto menegaskan, harga gabah kering giling (GKG) ditingkat petani justeru mengalami kenaikan.

“Pada saat panen raya mulai Januari hingga Maret 2023, harga GKG mengalami kenaikan dan mencapai Rp5.500 per kilogram. Kondisi ini cukup bagus dan menguntungkan petani. Ke depan juga akan semakin bagus. Penyerapan gabah petani oleh Bulog juga nantinya akan semakin meningkat,” katanya.

Ia berharap suplai air irigasi teknis dari Waduk Jlantah dan Waduk Gondang segera membuahkan hasil signifikan bagi produktivitas pertanian. (Lim)

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB