Krjogja.com - WONOGIRI - Bupati Wonogiri Joko Sutopo menggelar rakor dengan puluhan elemen termasuk Kades di Wonogiri lantaran angka stunted di daerahnya naik pada penimbangan balita di bulan September.
"Ini terjadi karena keikutsertaan warga dalam penimbangan balita turun atau sepi," ungkap bupati di pendopo Rumdin Bupati Wonogiri, Selasa (17/10).
Baca Juga: Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Inilah Profil Mahfud MD
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, ada 42.308 balita yang mengikuti penimbangan pada September lalu. 4.867 atau 11,5 persen diantaranya terindikasi stunted. Sementara pada Agustus, tercatat ada 43.510 balita yang mengikuti penimbangan. Dan, 4.615 atau 10,6 persen terindikasi stunted.
Bupati Joko mengatakan keikutsertaan balita yang ditimbang pada penimbangan serentak September hanya sekira 88,6 persen. "Padahal sebelumnya (Agustus) angka partisipasi sekitar 90 persen. Ini berdampak pada bilangan pembaginya," kata dia saat ditemui wartawan usai rakor.
Baca Juga: Sah Menjadi Cawapres Ganjar Pranowo, Segini Harta Kekayaan Mahfud MD
Menurut dia, itu karena berkurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat. Atas kondisi ini, bupati meminta para kepala desa dan lurah untuk melakukan pendampingan.
"Kita share nanti data balita dan baduta. Jadi saat jadwal penimbangan di Posyandu, semua didorong untuk hadir untuk monitoring tunbuh kembang," kata pria yang akrab disapa Jekek itu.
Baca Juga: KA Bandara YIA Tak Beroperasi Hingga Evakuasi Sentolo-Wates Selesai
Jekek menuturkan, data itu bersumber aplikasi Cinta Mutiara Keluarga (CMK). Pihak desa juga bisa melakukan pemantauan balita dan di aplikasi itu sudah tercantum by name by address.-(Dsh)