solo

Pameran Solo dalam Bingkai Kartu Pos, Ada Surat Dari Tahun 1864 sampai 1942

Sabtu, 25 November 2023 | 10:15 WIB
Suasana pameran perangko tempoe doeloe
 
 
 
KRjogja.com, SOLO - Sekitar 100 an Kartu Pos tentang Solo atau Surakarta di sajikan dalam pameran  juga koleksi arsip  dari Museum Radya Pustaka” 
 
Pameran Solo Murakabi x Pen & Postcard 2023 bertajuk “Solo dalam Bingkai Kartu Pos” di Museum Radya Pustaka Surakarta, mulai 21 hingga 30 November 2023.
 
Komunitas Pen & Postcard menggelar Pameran Solo Murakabi x Pen & Postcard 2023 bertajuk “Solo dalam Bingkai Kartu Pos” di Museum Radya Pustaka 
 
Pameran ini merupakan kerja sama antara Museum Radya Pustaka dengan pegiat filateli. Sebanyak 100 an Kartu Pos tentang Solo disajikan dalam pameran dan juga koleksi arsip  dari Museum Radya Pustaka.
 
Founder Jejak Kartu Pos, Uul Jihadan kepada media mengatakan Solo Murakabi merupakan jalan untuk memberikan manfaat pada masyarakat melalui Kartu Pos.
 
Baca Juga: Petani Menjerit! Sawah di Aliran Dam Colo Kekurangan Air
 
“Ini sebuah ikhtiar dari komunitas Jejak Kartu Pos dan juga menggabungkan dua energi yakni dari UPTD Museum Radya Pustak Solo. Ternyata dari sebuah kertas dapat memberikan manfaat yang bisa disampaikan pada masyarakat,” kata Uul
 
Uul mengatakan lewat Solo Murakabi dari kertas bisa menjadi cara untuk menjadi ruang riset dan ruang diskusi.
 
“Dari sini kita menjahit sebuah cerita Solo Murakabi lewat Post Card. Ini baru pertama kali ada di Surakarta. Surat-surat yang kita himpun dari Jejak Kartu Pos dan kolaborasi dengan beberapa koleksi yang kita jahit. Dari Museum Radya Pustaka, Disbudpar, dan komunitas lain. Ini sekitar lebih dari 100 Post Card dan juga perangkat lainnya yang mendukung,” jelasnya.
 
Uul mengungkapkan berbicara tentang Kartu Pos, pemerintah Hindia Belanda mulai menerbitkan pada tahun 1870 an.
 
Uul menambahkan pada pameran ini juga tampil koleksi yang paling lama adalah surat pribadi yang dikirimkan dari Surakarta ke Belanda.
 
“Kartu Pos yang ada foto hadir mendekati perubahan abad ke 20 sekira 1890 an. Yang kita hadirkan pada pameran ini surat dari 1864 sampai 1942. Itu era dulunya. Dan kami juga menghadirkan surat yang baru saja diterbitkan oleh Kantor Pos dengan inisiasi Disparta Solo tentang Perangko Prajurit Keraton,” bebernya.
 
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko mengatakan kegiatan di museum harus kreatif dan merangkul banyak pihak untuk mengadakan pameran-pameran tematik sehingga menarik pengunjung.
 
“Tentunya harus pakai pemandu biar pengunjung paham tentang sejarah koleksi di museum. Kartu Pos yang dipamerkan di sini yang berhubungan dengan Solo sejak tahun 1800 an. Ada gambar Sriwedari, gambar museum ini sendiri, Pasar Gede dan lainnya,” ungkap Aryo.
 
Dengan adanya pameran ini, Aryo menyebut menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan trafik kunjungan ke museum.
 
“Ini salah satu upaya untuk menaikan jumlah kunjungan. Meskipun untuk saat ini sudah meningkat dan sesuai target. Juga banyak masyarakat yang ke museum untuk bertanya hari lahir, tanggal pernikahan yang sesuai, weton, ruwatan wuku dan lainnya,” papar Aryo.
 
Sementara itu, Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Bonita Rintyowati menambahkan  saat ini rata-rata dalam satu bulan jumlah pengunjung museum Radya Pustaka mencapai 2.000 orang.
 
“September kemarin sudah melebihi target Pemkot Surakarta. Dalam satu bulan ada 2000 an pengunjung. Serta 134 pengunjung adalah wisatawan mancanegara,” ujar Bonita.( Hwa)
 

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB