solo

Program Makan Siang Gratis Prabowo Gibran Naikkan PDB Indonesia 1 Persen

Jumat, 9 Februari 2024 | 11:00 WIB

Krjogja.com - SOLO - Program makan siang gratis Prabowo-Gibran dinilai akan menjadi hal strategis, berdimensi luas dan berdampak jangka panjang. Selain memberi kecukupan gizi bagi anak usia sekolah mulai TK atau PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, serta sekolah agama yang sederajat, program ini bisa memberi kontribusi hingga 1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Ketua Umum Aksi Sahabat Gibran (AksiBaGi) Dadi Krismatono menjelaskan, ketika biaya makan siang anak ditanggung pemerintah maka beban rumah tangga akan berkurang. Beban tersebut dapat berupa memasak makanan, maupun memberi uang saku.

Baca Juga: Sapa Ribuan Anak Muda di Kridosono, Budiman Sudjatmiko Cerita Nostalgia Sepakbola Antar SMA

“Kami sudah berkeliling di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Para orang tua siswa mendukung program ini karena selain memastikan asupan gizi untuk anak mereka, merek juga dapat menyisihkan pendapatan untuk keperluan lain. Kelihatannya kecil, tapi ketika diakumulasi secara nasional, penghematan itu bisa mencapai Rp 200 triliun atau setara 1 persen PDB,” ungkap Dadi dalam rilis tertulis, Jumat (09/02/2024).

AksiBaGi sebelumnya sudah menggandeng pengusaha katering yang tergabung dalam Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI), mulai dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Total ada 18 titik di tiga provinsi yang didatangi selama kurang lebih satu bulan.

“Bersama chef dan pelaku usaha boga kami sudah menghitung bahwa dengan Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu, kita sudah bisa menyediakan makanan bergizi sesuai Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan. Kami berhitung, dalam 25 hari sekolah akan ada penghematan sebesar Rp375 ribu per bulan untuk satu rumah tangga dengan satu anak," lanjutnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Skiptrace, Aksi Jackie Chan Memburu Matador

Angka tersebut sekilas terlihat sepele namun menjadi fantastis jika diakumulasikan secara nasional per tahun. Dengan jumlah mulai dari SD hingga SMA dan SMK sebanyak 44,2 juta siswa, maka akumulasi penghematan dalam setahun mencapai Rp 198,9 triliun.

“Bisa kita hitung cepat, dengan mempertimbangkan beberapa faktor lain, agregat penghematan biaya rumah tangga bisa mencapai Rp 200 triliun. Ini baru siswa sekolah formal, belum termasuk anak prasekolah, sekolah agama seperti madrasah, pesantren dan yang lainnya. Ini penggerak ekonomi baru,” lanjut Dadi.

Dadi mengutip data Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2023 adalah sebesar Rp 20.892 triliun. Maka, penghematan Rp 200 triliun yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi atau tabungan rumah tangga setara dengan 0,96 persen atau bisa dibulatkan menjadi 1 persen.

“Itu baru sektor konsumsi. Kita tahu bahwa rumus PDB adalah konsumsi, ditambah investasi, ditambah belanja pemerintah. Nah, di sektor belanja pemerintah akan ada belanja yang diperkirakan mencapai Rp 400 triliun. Berbeda dengan bantuan langsung dan bantuan sosial di mana konsumsi masyarakat prasejahtera akan sama dengan jumlah belanja pemerintah, pada program makan siang gratis Prabowo-Gibran ini ada pergerakan ekonomi ketika menyediakan makan siang, tapi juga ada pergerakan ekonomi dari uang tabungan yang dibelanjakan,” lanjutnya.

Dari perspektif pelaku usaha jasaboga, Ketua Umum PPJI, Iden Gobel menyatakan program sebesar ini tidak mungkin dilakukan oleh swasta sendiri. Harus ada keterlibatan masyarakat yang sekaligus menjadi proses pemberdayaan ekonomi.

“Dari satu butir telur yang ada di makan siang anak kita nanti saja kita bisa bayangkan pergerakan ekonomi mulai dari peternak, transportasi, pedagang besar, sampai ibu-ibu yang memasak. Semua lini bergerak, terutama lini-lini ekonomi rakyat dan UMKM. Belum pernah ada program seperti ini,” tandas Iden. (Fxh)

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB