solo

Karanganyar Sulit Move On Dari Beras, Pemkab Genjot Olahan Bahan Lokal

Kamis, 18 April 2024 | 13:10 WIB
Pj Bupati Karanganyar Timotius Suryadi mencicipi masakan non beras hasil kreasi tim penggerak PKK. (foto:Abdul Alim)
 

KRjogja.com, KARANGANYAR - Ketergantungan masyarakat Kabupaten Karanganyar dalam mengonsumsi beras tergolong tinggi. Upaya mendorong agar beralih ke jenis makanan pokok non beras belum efektif mengubah pola konsumsi itu. 

Hal itu terbukti dari skor pola pangan harapan (PPH) Karanganyar pada angka 88,7 atau lebih rendah dibanding rata-rata Jawa Tengah 94,2.
 
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari mengatakan skor PPH untuk Kabupaten Karanganyar terendah ketiga setelah Magelang dan Kota Semarang. Sebenarnya ia melihat Karanganyar berpotensi mengolah bahan makanan non beras menjadi santapan layak konsumsi namun belum mampu mengubah pola konsumsi beras untuk makanan pokok sehari-hari. 
 
"Keberagaman makanan pokok kenapa masih kurang? Padahal olahan non berasnya enak loh. Ini makanya perlu terus diedukasi mengolah bahan makanan aman sehat bergizi seimbang," katanya dalam lomba kreasi olahan pangan lokal di Karanganyar, Rabu (17/4). 
 
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Siti Maesyaroch mengakui konsumsi beras masyarakat Karanganyar memang tinggi. Hal itu dipengaruhi budaya dan mata pencaharian utama masyarakat Karanganyar sebagai petani. Ia tak memungkiri pola konsumsi beras ikut mendogkrak angka inflasi.
 
Baca Juga: Anak Muda Wajib Nonton Berikut 5 Rekomendasi Drakor Alur Cerita Ringan yang Bikin Kamu Tambah Motivasi
 
"Semua mengonsumai padi atau beras. Ini yang ikut berperan mendongkrak inflasi. Sebenarnya sudah selalu diedukasi mengganti beras dengan jagung atau umbi. Tapi budaya masih sangat erat kalau makan itu nasi. Sedangkan umbi dan jagung hanya pendamping," katanya. 
 
Salah satu upaya mengubah pola konsumsi beras dengan menciptakan menu non beras yang sehat, aman dan nikmat. 
 
Siti Maesaroh mengatakan lomba kreasi olahan pangan lokal bertujuan untuk mendorong kreativitas para ibu-ibu dalam memanfaatkan bahan lokal untuk mengolah makanan yang beragam dan bergizi. Diharapkan dari kegiatan ini pola pikir atau budaya keluarga warga Karanganyar tumbuh untuk mengkonsumsi aneka menu makanan dengan memanfaatkan potensi pangan di sekitar rumah.
 
"Semoga pola komsumsi pangan masyarakat dapat berubah dan beragam dari jenis pangan dan keseimbangan gizinya. Sebab perlu adanya upaya agar pola pikir masyarakat mengonsumsi makananan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dengan melibatkan semua pemangku kepentingan," katanya.
 
Sementara Pj Bupati Karanganyar Timotius Suryadi dalam sambutannya mengapresiasi kreativitas para tim peserta lomba. Inovasi makanan perlu terus dikembangkan sehingga memiliki nilai jual tinggi. (Lim)
 
 

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB