KRjogja.com - KARANGANYAR - Aksi unjuk rasa kembali dilakukan karyawan Kusuma Group di depan kantor Bupati Karanganyar, Selasa (25/6). Mereka menagih janji bupati merampungkan urusan dengan manajemen perusahaan terkait pelunasan gaji dan THR yang tertunda.
Massa dari tiga pabrik PT Kusuma Group datang secara berombongan lalu berkumpul di depan pagar kantor bupati yang dijaga ketat aparat. Para pengunjuk rasa adalah karyawan PT Pamor Spinning Mills, PT Kusuma Putra Santosa dan PT Kusumahadi Santosa.
Spanduk dan poster dibentangkan para pengunjuk rasa sambil mendengarkan orasi dari perwakilan. Ekspresi kesal terlihat di muka para karyawan yang sudah berbulan-bulan tak dibayar upah maupun THR Idul Fitri lalu.
Ini merupakan unjuk rasa kedua setelah mereka belakukan aksi serupa pada 5 Juni lalu. Negosiasi antara bupati dengan owner pabrik tekstil itu tak membuahkan hasil. Karyawan tetap dijanji bakal dibayar tapi tak jelas kapan realisasi.
"Kami ini datang untuk menanyakan bagaimana nasib karyawan Kusuma Group. Kok sampai sekarang hak-hak karyawan belum dibayarkan. Padahal di demo kemarin, bapak Pj bupati akan memfasilitasi penyelesaian itu," kata Koordinator Aksi Haryanto.
Haryanto mengatakan jika sampai saat ini ada sekitar 1.500 karyawan Kusuma Group yang belum menerima kejelasan nasib. Termasuk belum dibayarkan gaji selama tiga bulan. Bukan itu saja, karyawan juga hanya dijanjikan terus menerus pembayaran tunjangan hari raya (THR) yang tak kunjung dibayar.
"Kami datang ke sini lagi terpaksa setelah hanya diberikan janji-janji oleh perusahaan. Kami hanya diberikan PHP. Dan apa yang menjadi tuntutan kami tidak pernah direalisasikan," kata Haryanto.
Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar Timotius Suryadi didampingi Pj Sekda Zulfikar Hadid menemui perwakilan aksi demo. Dalam pertemuan itu, Timotius mengatakan Pemkab Karanganyar telah melakukan pertemuan bersama managemen perusahaan. Dalam pertemuan itu, pihaknya meminta agar hak karyawan dipenuhi.
"Kami hanya bersifat mengimbau, karena belum ada keputusan hukum atas persoalan ini," katanya. (Lim)