KRjogja.com - KARANGANYAR - Sebanyak 2.249 anak Kabupaten Karanganyar mengalami stunting. Dari jumlah itu, 980 anak belum tertangani.
Hal itu terungkap di evaluasi intervensi spesifik penurunan stunting Kabupaten Karanganyar di Taman Sari Hotel, Selasa (13/8).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwati menyampaikan intervensi terhadap anak stunting belum menyeluruh. Intervensi itu diantaranya asupan nutrisi bersumber non pemerintah. Sejauh ini, CSR Bank Jateng telah mengasuh 278 anak stunting yang tersebar di 25 desa lokus. Di 25 desa lokus itu terdapat 224 anak mengalami stunting. Kemudian KORPRI dan bantuan BPIP mengasuh 103 anak.
"Sisa 980 anak stunting belum diintervensi. Sedangkan 1.269 anak sedang diupayakan peningkatan berat badannya dengan berbagai intervensi," katanya.
Purwati mengatakan jumlah anak stunting terus berubah. Dari 2.249 anak stunting, 1.512 anak terdata di 2023. Lainnya tambahan kasus baru di 2024. Anak-anak butuh penanganan itu paling banyak di wilayah Mojogedang.
Ia juga mengatakan terdapat 3 balita gizi buruk non stunting. Pj Sekda Kabupaten Karanganyar, Zulfikar Hadidh meminta semua OPD ikut berpartisipasi untuk menurunkan angka stunting. Ia memerintahkan Baperlitbang menghitung kebutuhan riil tersebut.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, sebanyak 54,24 persen anak stunting itu dari keluarga miskin atau 1.220 anak.
"Untuk mengatasinya, ada 11 intervensi. Terutama remaja putri diskrining anemia. Kepada Dispora, Disdikbud, Kemenag dan Disdikbud Cabang Dinas Wilayah VI, Capil dan Dinas KB," katanya.
Ia juga membidik intervensi bagi ibu hamil rentan kurang nutrisi. Pemkab menyiapkan 34.549 tablet tambah darah. Ibu hamil minimal mengonsumsi 90 butir tablet tambah darah selama proses kehamilan. Tercatat 5.638 ibu hamil sampai Juli 2024. (Lim)