KRjogja.com - SOLO - Pemuda menjadi salah satu pilar dalam mendorong lahirnya “local heroes” bagi pengembangan desa yang berkompetensi global
Hardika Dwi H MSc ITE, President Director of Desamind menandaskan ini dalam Seminar Nasional “Muhammadiyah-Aisyiyah Membangun Indonesia dari Desa” di Ruang Seminar Edutorium KH Ahmad Dahlan, Rabu (11/9).
Sementara ini ada keresahan, banyak sarjana dari desa yang tidak kembali untuk membangun desa. Padahal mereka memiliki potensi luar biasa untuk membangun desa. "Saya rasa akan lebih bagus jika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang akar rumput."
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), selaku tuan rumah penyelenggara Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah-’Aisyiyah (KKNMAs) 2024, menggelar kegiatan ini sebagai rangkaian penutupan KKNMAs. Selain Hardika Dwi tampil sebagai pembicaraJunaedhi Mulyono SH, Kepala Desa Ponggok, Klaten.
Menurut Junaedhi sebagai upaya pembangunan desa, kebutuhan dasar warga harus diselesaikan terlebih dahulu. Kebutuhan yang dimaksud menyangkut kemiskinan, pendidikan dan kesehatan. “Penyelesaian masalah harus dari hulu ke hilir."
Lebih dari 60 persen potensi Indonesia berasal dari desa. Dengan ini desa memiliki pengaruh yang besar dalam pembangunan bangsa, jika dikelola dengan baik. “Lebih dari 80 persen Kartu Tanda Penduduk (KTP) berasal dari desa,” ujarnya.
Ketua Panitia Lokal KKN-MAs, Prof Kuswaji Dwi Priyono MSi menjelaskan1.310 mahasiswa diterjunkan ke kabupaten Karangayar dan Sukoharjo untuk membantu masyarakat dalam mengurangi angka stunting dan meningkatkan UMKM. (Qom)