KRJogja.com - SRAGEN - Pasangan Sigit Pamungkas - Suroto yang akan dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sragen punya tantangan yang cukup besar. Pemimpin baru ini harus mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Sragen.
Sigit-Suroto menargetkan bisa mengentaskan 20 desa dari permasalahan kemiskinan ekstrem setiap tahunnya. Sigit mencatat, sejauh ini ada 61 desa dengan kemiskinan ekstrem. Sigit akan mengentaskan 61 desa tersebut dalam waktu tiga tahun pertama.
Baca Juga: Gempa Bumi di Kolaka Timur Begini Menurut Data BMKG
"Di Sragen ada 61 desa yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem. Kami sudah rapat dengan jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Sragen atas sepengetahuan Ibu Bupati (Kusdinar Untung Yuni Sukowati). Saya sudah sampaikan ke Pemkab Sragen bahwa dari 61 desa dengan kemiskinan ekstrem itu akan dientaskan setiap tahun 20 desa. Jadi 61 desa itu akan diselesaikan dalam tiga tahun," ujar Sigit belum lama ini.
Sigit berkomitmen selama tiga tahun pertama nanti akan menjadikan 61 desa itu menjadi desa yang maju. Dia menginginkan desa-desa yang disebut miskin tersebut menjadi desa super maju. Perkembangan dan pembangunan desa-desa itu, akan lebih baik dan tidak kalah dengan desa-desa lain yang sudah maju.
Politisi Partai Golkar ini menyatakan pengentasan kemiskinan merupakan komitmen tindak lanjut untuk berpihak kepada orang miskin, tidak melupakan wong cilik sesuai dengan pesan yang disampaikan mantan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman. “Kami sudah memastikan langkah-langkah yang diperhatikan dengan sebaik-baiknya," tandasnya.
Sigit mengakui bila rumah orang tuanya di Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen bahkan ada bagian yang belum diplester. Tetapi rumah itu didatangi para sanak saudara dari berbagai penjuru. Dia melihat mereka meluapkan kemenangan Sigit-Suroto dengan kegembiraan, ada yang menanggap reog, campursari, hingga wayangan yang dilakukan secara swadaya dan tidak ada yang meminta ke Sigit dan Suroto.
Sigit menyebut angka kemenangan di Pilkada sebesar 56,70% sehingga kalau dibulatkan menjadi 57. Dia berterima kasih kepada seluruh tim, relawan baik yang sembunyi-sembunyi maupun terbuka. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan, ada yang kiai, wong ngarit, petani, tukang batu, buruh tani, penjual penthol, dan seterusnya. (Sam)